REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Lembaga pendidikan pesantren selama ini dikenal sebagai aset bangsa Indonesia yang telah sekian lama berkontribusi dalam pendidikan Islam.
Namun, dengan dinamisnya pola kegiatan di pesantren, keberadaannya juga sekaligus berpotensi berkontribusi dalam pengembangan ekonomi nasional.
"Bahkan dari lembaga pesantren, dapat memberantas para rentenir," kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo dalam sambutannya di acara Bincang Nasional Pemberdayaan Lembaga Pesantren dalam Rangka Peningkatan Kemandirian Ekonomi Serta Mendorong Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di kantor Bank Indonesia Surabaya, Rabu (5/11).
Acara Bincang Nasional dihadiri Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Haddad, Staf Ahli Kenterian Kebudayaan Pendidikan Dasar dan Menengah Bidang Sosial dan Ekonomi Pendidikan Taufik Hanafi.
Tampak hadir pula mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, Pimpinan ponpes Tebuireng Jombang Salahudin Wahid serta sejumlah kiayi pimpinan pondok pesantren dari berbadai daerah di Indonesia.
Jawa Timur, sambung Soekarwo, 96 persen penduduknya beragama Islam. Selain itu, ada lebih dari enam ribu pesantren yang berdiri di daerah tersebut. Termasuk memiliki 980 ribu santri diniyah salafiyah.
Dari kegiatannya, beberapa pesantren bahkan berkontribusi mengembangkan ekonomi yakni koperasi, sehingga para warga pesantren dan masyarakat setempat mandiri ekonominya. Dengan begitu, mereka dapat mencegah munculnya rentenir di masyarakat.
"Di Jatim juga banyak kiai yang tentu saja mengerti dan mengutamakan sistem ekonomi syariah," tuturnya. Pesantren, lanjut Soekarwo tidak sepi dari inovasi. Para santri terbiasa dididik mandiri sehingga juga dapat mandiri ekonominya.
Dari potensi tersebut, ia berharap daerahnya menjadi pilot project pusat ekonomi syariah nasional sementara Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah dunia.
Khusus untuk Jasa Keuangan Syariah, Soekarwo berharap sistemnya nanti harus menerapkan tiga prinsip dalam melayani keuangan masyarakat Islam yakni mudah, murah dan berkah.