REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ustaz Yusuf Mansur
Siapa sih yang butuh? Anak yatimkah yang butuh sedekah kita? Atau kita yang butuh mereka, agar kita bisa bersedekah? Sebenarnya kitalah yang butuh bersedekah.
Kitalah yang butuh anak-anak yatim. Cara pandang yang berbeda, membuat berbeda pula sikap kita. Begitu juga kepada dhuafa dan orang-orang yang kelihatannya membutuhkan. Padahal kitalah yang membutuhkan mereka semua.
Rasulullah SAW pernah menunjukkan jari jemarinya. Lalu mengatakan, "Ana wakaafilul yataamaa kahaadzaa... Aku, dengan yang cinta, yang ngurus, yang nanggung, yang mengasihi, anak-anak yatim, akan seperti dua jari ini...".
Begitu kata Rasul sambil nunjukin jari telunjuk dan jari tengahnya, rapet. Bahwa sedekah inilah nanti mereka yang mengasihi dan menyayangi anak-anak yatim.
Maka kita lihat, siapa yang butuh? Kita kan agar disayang Rasulullaah SAW dan deket dengannya. Apalagi Allah SWT berfirman dalam hadits Qudsi.
''Arrahiimuna yarhamuhumur rahman. Allah yang Maha Rahman akan menyayangi hamba-hamba-Nya yang menyayangi dan memelihara anak yatim.''
Dalam riwayat lain dikatakan, "Allah akan menolong kalian, disebabkan kalian menolong orang-orang dhuafa, yatim, fakir miskin, dan yang membutuhkan di sekitar kalian."
Karena itu, esensi Muharram adalah bagaimana kita memperhatikan keberadaan orang-orang yang kekurangan yang ada di sekitar kita. Apalagi, Muharram adalah bulan Allah yang sangat mulia.
Oleh sebab itu, mari kita perbanyak sedekah, zikir, puasa sunah, serta menjauhi perbuatan dosa dan maksiat. Kita patut bersyukur kepada Allah SWT, sebab keberadaan orang-orang yang kekurangan di sekitar kita, membuat doa-doa kita dikabulkan Allah dan Allah pun akan selalu memuliakan kita. Insya Allah.