Kamis 30 Oct 2014 09:26 WIB

Ratusan Ulama Berkumpul di Pesantren Al-Hikam Depok Bahas ISIS

Rep: sonia fitri/ Red: Damanhuri Zuhri
Pondok Pesantren Al Hikam di Beji Depok.
Foto: Rachmat Santosa Basarah
Pondok Pesantren Al Hikam di Beji Depok.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Depok kebanjiran tamu-tamu penting pagi ini, Kamis (30/10).

Ratusan kiayi dan ulama dari seluruh Indonesia datang, menghadiri Seminar Internasional Bertajuk Konflik dan Proses Demokratisasi di Timur Tengah.

Seminar internasional yang menghadirkan para ulama dari dalam dan luar negeri ini, akan berlangsung selama dua hari, yakni hari ini dan besok Jumat (31/10).

"Bersama para kiayi, kita akan membahas gerakan Islamic State of Iraq and Syam (ISIS) disampaikan langsung orang Irak dan Suriah," kata Ketua Panitia Seminar Hariri Ma'mun kepada Republika sebelum acara dimulai, Kamis pagi (30/10).

Dengan mengahadirkan pembicara langsung dari negara Irak dan Suriah, kata dia, akan didapatkan informasi langsung dan terbaru mengenai ISIS. Sehingga, pada akhirnya para peserta dapat merumuskan langkah yang tepat dalam menanggulangi gerakan ISIS.

Menurut dia, selama ini masyarakat Indonesia mendapat informasi yang tidak utuh mengenai ISIS. Maka, seminar diharapkan dapat memberi pemahaman yang lebih mendalam tentang ISIS mengingat masalah tersebut sedikit banyak berdampak pada stabilitas politik dan sosial di dunia termasuk Indonesia.

Dikatakannya, seminar dilaksanakan atas kerja sama International Conference of Islmic Scholars (ICIS) dengan Direktorat Timur Tengah, Kementerian Luar Negeri serta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Sejumlah pembicara yang diagendakan hadir di antaranya Kiayi Hasyim Muzadi selaku tuan rumah, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Dewan Waqf Sunni Irak, Kemenlu Irak, BNPT, Jenderal Moeldoko, Jenderal Sutarman dan Ansyad Mbai.

Selain itu, seminar ini juga menghadirkan Najih Ibrahim dari Mesir, Bhasar Samarah dari Suriah, Duta Besar Palestina Farez Mehdawi, Direktur Timteng Kemenlu Febrian Alphyanto Ruddyard.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement