REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua dewan Pembina Pusat Studi Pesantren dan Madrasah (PSPM) Asep Saeful Muhtadi menilai agar Hari Santri Nasional tidak menjadi seremonial belaka perlu ada tindaklanjut program yang lebih konkret, terstruktur, dan operasional. Lalu bekerja sama dengan masyarakat, agar menjadi sebuah kebijakan Negara.
“Jadi kalau sekadar ngomong-ngomong saja, seremonial saja, enggak perlu,” tegasnya.
Contoh program kongkrit untuk kemajuan pesantren, misalnya bagaimana pemerintah memberikan perhatian khusus kepada masyarakat yang mau mengirimkan anaknya ke pesantren tanpa kekhawatiran apapun soal jaminan formal masa depan mereka. Agar nantinya, masyarakat tidak condong ke program pendidikan umum dan kembali ke pesantren.
Atau, bagaimana pemerintah merombak mekanisme penberian bantuan kepada pesantren, agar tidak memposisikan pesantren sebagai peminta-minta dan mengajukan proposal, tapi lebih kepada memosisikan pemerintah sebagai yang berterima kasih atas bantuan pesantren dalam penyelenggaraan pendidikan di masyarakat.