REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapa yang tak ingin ke Jepang. Negeri dengan daya tarik yang luar biasa, baik segi budaya maupun teknologinya.
Daya tarik itu mendorong wisatawan asal dunia Islam datang berkunjung. Jepang mungkin siap menampung wisatawan Barat. Namun, ketika wisatawan Muslim tiba. Masalah pun datang.
Di mana mencari makanan halal? Lalu, apakah ada hotel syariah yang tidak menjual minuman keras? Makanan mengandung babi? Dan, memiliki mushala? Pertanyaan semacam itu yang umumnya terungkap di mulut wisatawan Muslim.
Soal keluhan ini, respons Jepang memang patut diancungi jempol. Sigapnya luar biasa. Sampai-sampai Perdana Menteri Shinzo Abe turun tangan. Hasilnya menakjubkan, sejumlah bandara mulai ramah wisatawan Muslim.
Restoran makanan halal disiapkan, ruang mushala pun terlihat. Jadi, cukupkah itu?
Tentu saja, belum. Melihat kondisi itu, mahasiswa doktoral Universitas Kyushu, Agung Pambudi dan dua warga negara Jepang, yakni Dai Oshiro dan Hironori Goto mengembangkan aplikasi Halalminds.com.
Lalu, bagaimana cara aplikasi ini bekerja?
Halal Minds memiliki fitur utama berupa scanner barcode yang bisa digunakan saat berbelanja di supermarket. Aplikasi akan memindai barang dan mencocokkannya dengan database produk halal yang ada di Halal Minds. Setidaknya ada sekitar 500 ribu produk di dalam database Halal Minds yang menjadi panduan untuk menentukan apakah suatu barang halal atau tidak.
Aplikasi ini pun dinilai sangat bermanfaat dan dapat membantu wisatawan muslim dalam memilih makanan-minuman. Pasalnya, banyak label makanan-minuman di Jepang ditulis dalam huruf Kanji.
Selain, scanner barcode aplikasi Halal Minds juga menyediakan lokasi-lokasi restoran halal, arah kiblat, dan Alquran. Saat ini aplikasi tersebut memang baru terbatas memberikan informasi makanan-minuman, restoran, kosmetik, obat-obatan di Jepang. Namun, akan semakin diperluas ke Taiwan, Korea Selatan, and Cina.
Aplikasi ini pun sudah bisa diunduh di Google Playstore dan Appstore sejak bulan April lalu. Sejak itu, Halal Minds sudah diunduh lebih dari 1.100 kali. Saat ini bahasa utama yang digunakan adalah bahasa Inggris, tapi pengelola Halal Minds membuka kemungkinan aplikasi ini akan tersedia dalam bahasa lainnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
