REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyaluran bantuan sosial (Bansos) di Kementerian Agama (Kemenag) kerap mengalami persoalan dan menjadi catatan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Persoalan salah tafsir dalam pemanfaatannya atau penyaluran bansos tidak tepat sasaran berdampak pada penangguhan sementara pencairan bansos non pendidikan atas rekomendasi BPKP.
Menyikapi situasi ini, Ketua Umum Pengurus Besar Alwashliyah Yusnar Yusuf mengaku tak terlalu ambil pusing. Sebab, ditangguhkan atau tidak, dana bansos untuk organisasi masyarakat Islam terbesar ketiga se-Indonesia ini nihil.
“Ada atau tidak ada bansos, ditangguhkan atau tidak, itu tidak jadi soal, kita sudah lama sekali tidak dibantu pemerintah,” katanya kepada Republika, Kamis (16/10). Dikatakannya, selama 84 tahun berdiri, PB Alwashliyah terbiasa mandiri.
Lagi pula, ia mengaku kapok. Dulu, sempat berkali-kali mengajukan permohonan proposal penyelenggaraan kegiatan di PB Alwashliyah, tapi yang ada, ia dihadapkan pada prosedur yang rumit dan lamban. Lantas ujung-ujungnya, tidak ada pencairan.
Padahal menurutnya, adalah tugas negara untuk membantu kelangsungan penyelenggaraan kegiatan ormas Islam secara adil, sebab ormas membantu Negara dalam penyelenggaraan kegiatan masyarakat di bidang pendidikan dan kesehatan rohani.
Ia menyesalkan temuan ketidakadilan dalam penyaluran bansos oleh Kemenag. Dikatakannya, pejabat Kemenag kerap menyalurkan bantuan, hanya untuk institusi atau lembaga di daerahnya, atau milik keluarga dan kerabat pejabat tersebut.
Sementara, untuk lembaga dan ormas lainnya yang jelas-jelas selama ini sangat minim fasilitas pendidikannya, seringkali terabaikan dan kurang diperhatikan.
Diakuinya, aliran bansos ke PB Alwasliyah sangat minim. Padahal, ormas yang ia pimpin memiliki seribu unit sekolah dan Sembilan universitas yang tersebar se-Indonesia. Di samping itu, kegiatan dakwah Islamnya pun terus berjalan dari hari ke hari.
Bantuan sempat ada, yakni pada akhir 2012 lalu. Bansos sebesar Rp 60 Juta mengalir ke kas PB Al Washliyah. Meski menurutnya, jumlah tersebut sangat jauh dari harapan.
Ia menilai bantuan yang didapat jauh nilainya dibandingkan dengan yang diberikan pemerintah untuk ormas Islam pilihannya, dana itu cukup berguna bagi optimalisasi kebutuhan dakwah di PB Al Washliyah. Namun sayangnya, setelah itu, tidak ada dana bantuan lagi. Sehingga ormas ini terbiasa mandiri.