Senin 06 Oct 2014 19:33 WIB

Mengejar Hikmah Ditengah Pelayanan (1)

Al ashar memorial garden
Al ashar memorial garden

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Belum lagi sampai dirumah pada tengah malam, Abdul Aziz yang masih melaju dengan motornya di jalan harus kembali mendapat penugasan ke luar kota pada pukul 4 pagi. Tanpa sempat beristirahat, Staf Pelayanan Pemakaman Al-Azhar Memorial Garden yang berusia 29 tahun itu langsung memenuhi panggilan tugas mendampingi keluarga yang tengah berduka cita.

Sesampai di rumah duka, Abdul Aziz langsung menjalankan tugasnya mendampingi keluarga yang berduka dan membantu keperluan administrasi pemakaman, hingga mengantarkan jenazah ke liang lahat di Al-Azhar Memorial Garden. Sepanjang pendampingan, Abdul Aziz berkoordinasi dengan Unit Pelayanan Jenazah, menangani hingga tuntas keperluan yang dibutuhkan untuk pemakaman serta kebutuhan untuk memenuhi prosedur pemakaman, seperti pemulasaran jenazah dan prosesi pemakaman.

"Ketika ada kedukaan, biasanya keluarga dalam kondisi sangat berduka, bahkan ada yang panik, jadi tugas saya disana mendampingi mereka mempersiapkan berkas-berkas," cerita Abdul Aziz, pria jebolan Universitas Islam Negeri Jakarta Jurusan Syariah dan Hukum Islam ini. "Saya juga menjembatani antara keluarga dan Ambulans (Unit Pelayanan Jenazah)",lanjutnya menjelaskan tugas sebagai Staf Pelayanan Al-Azhar Memorial Garden.    

Ketika prosesi pemakaman berlangsung, Abdul Aziz bertindak sebagai pemandu prosesi. Ditengah terik matahari dan guyuran hujan, tak jarang ia harus berhadapan dengan keluarga yang berada dalam kondisi terguncang karena kehilangan orang terkasih, sehingga terkadang terjadi kesalahpahaman.Meski demikian, ia tetap menampung apapun keluhan keluarga yang ditinggalkan untuk kemudian dijadikan masukan agar pelayanan menjadi lebih baik dikemudian hari.

"Pihak keluarga terkadang ada yang merasa tidak mendapatkan apa yang mereka harapkan dari pelayanan kita," kata Abdul Aziz sulung dari tiga bersaudara. "Saya tampung semua keluhan mereka, meski saya tidak dalam posisi menjawab,namun saya berjanji akan meneruskan kepada yang memiliki kapasitas menjawabnya".

Dibesarkan dalam lingkungan Islami, Aziz, demikian ia biasa disapa, menghabiskan masa pendidikan tak jauh dari dunia Keislaman, mulai dari Madrasah Ibtidaiah kemudian melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah, hingga pendidikan di pesantren. Meski minatnya mendalami tafsir,syariah dalam hukum Islam serta fiqih yang membawanya menuntut ilmu di Jurusan Syariah dan Hukum Islam, Aziz sempat bekerja didunia jurnalistik sebagai reporter disejumlah media online.

Pekerjaan ini sempat tidak mendapat restu orangtua yang menginginkan Aziz mengamalkan ilmu agama yang ia dapatkan dibangku kuliah. "Kalau saya pulang ke rumah orang tua suka cemberut," kenang Aziz menggambarkan keberatan orangtuanya akan profesi lamanya "Mungkin ya, mereka bilang, punya anak disekolahin di sekolah agamis kok kerjanya begitu (menjadi reporter) ".

Lama kelamaan sikap orangtuanya ini mendorong Aziz untuk mengajar mengaji dan ekstrakurikuler ilmu agama di sekolah menengah, hingga akhirnya bergabung dengan Al-Azhar Memorial Garden, dimana ia dapat mengamalkan keilmuannya dibidang Syariah dan Hukum Islam. "Iya, disini apa yang saya dapatkan dikuliah dulu terpakai" lanjutnya lagi.  advetorial

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement