Ahad 05 Oct 2014 23:15 WIB

Ini Tradisi Idul Adha di Keraton Kasepuhan Cirebon

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agung Sasongko
Keraton Kasepuhan Cirebon, sebuah kerajaan Islam ternama di Jawa Barat.
Foto: kasepuhan.com
Keraton Kasepuhan Cirebon, sebuah kerajaan Islam ternama di Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID,  CIREBON -- Gema takbir mengagungkan asma Allah berkumandang menyambut datangnya hari raya Idul Adha, Ahad (5/10). Di Keraton Kasepuhan Cirebon, sejumlah tradisi pun digelar untuk menyambut hari raya qurban itu.

 

Tradisi yang berlangsung sejak ratusan tahun lalu itu diawali dengan dikeluarkannya Cis tongkat khutbah Sunan Gunung Jati, sekitar pukul 06.00 WIB. Tongkat tersebut selama ini hanya disimpan di dalam Keraton Kasepuhan, dan tidak seorang pun boleh melihat apalagi memegang benda pusaka yang berusia sekitar 700 tahun tersebut.

Tongkat itu memiliki panjang sekitar 1,20 meter dan hanya dibawa khotib ketika sholat Idul Fitri maupun Idul Adha. Tongkat tersebut terbuat dari semacam kayu hitam yang diulir dengan logam pada setiap ujungnya. Tongkat pun selanjutnya dibawa ke Langgar Agung dan Mesjid Agung Sang Cipta Rasa.

 

Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat, beserta keluarga, penghulu, khatib agung, dan kepala kaum kemudian menuju Langgar Agung untuk menunaikan shalat Ied. Di tempat tersebut, khotbah dilakukan dengan menggunakan bahasa Arab. Sultan pun melaksanakan shalat bersama-sama para wargi keraton.

Usai solat Idul Adha di Langgar Agung, Sultan Sepuh berjalan menuju Mesjid Agung Sang Cipta Rasa. Di masjid yang dibangun para Wali Sanga itu, Sultan Sepuh kembali melaksanakan solat Idul Adha bersama masyarakat umum. Dengan demikian, Sultan melaksanakan sholat Ied sebanyak dua kali.

 

Setelah shalat Ied, Sultan dan keluarganya menyaksikan gamelan sekaten di Siti Inggil. Gamelan tersebut hanya dibunyikan dua kali dalam setahun, yaitu saat Idul Adha dan Idul Fitri. ''Usai menyaksikan gamelan sekaten, diadakan pemotongan hewan kurban,’’ kata Sultan.

 

Sultan menambahkan, setiap Idul Adha, pihak keraton juga menggelar hajat nasi masakan dan lauk pauk. Selanjutnya, nasi tersebut dibagikan ke kaum Langgar Agung, Mesjid Agung Sang Cipta Rasa, Astana Gunung Jati, para wargi, abdi dalem dan masyarakat magersari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement