Ahad 05 Oct 2014 01:41 WIB

Belanda Larang Muslim dan Yahudi Berkurban, Kenapa?

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Citra Listya Rini

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM  --  Idul Adha di Belanda tahun ini jatuh pada 4 Oktober 2014 dan bertepatan dengan Hari Satwa Dunia atau World Animal Day. Di negari Kincir Angin tersebut, sekelompok aktivis menyuarakan larangan pembantaian hewan ketika umat Muslim setempat sedang merayakan Idul Adha atau Hari Raya Kurban.

Pun, larangan bagi umat Yahudi yang merayakan Kaparot dengan pembantaian ayam untuk menghapus dosa. Kampanye ini digaungkan oleh Party for the Animals, sebuah partai politik di Belanda yang bersuara keras untuk hak-hak satwa. Namun, kampanye tersebut ditolak keras oleh Muslim dan Yahudi setempat.

"Partai politik ini beberapa kali sebelumnya juga mencoba mendorong terbentuknya undang-undang yang melarang penyembelihan untuk ritual keagamaan di negara ini, baik untuk Muslim juga Yahudi. Namun, usaha mereka tidak berhasil dan mereka frustasi. Kini, mereka menggunakan Idul Adha sebagai sarana untuk mengangkat hal yang sama," kata Presiden the Jewish-Islamic Platform of the Netherlands, Ibrahim Wijbenga, dilansir dari OnIslam, Sabtu (4/10).

Banyak media lokal yang membuat komentar negatif tentang perayaan keagaman Muslim juga Yahudi ini. Wijbenga menilai kampanye ini kekanak-kanakan dan lemah.  Idul Adha atau Hari Raya Kurban menandai akhir musim haji dan merupakan satu dari dua hari raya akbar umat Islam, selain Idul Fitri. 

Muslim yang secara finansial dianggap mampu wajib mengorbankan seekor domba, kambing, sapi atau unta untuk ibadah dan dibagikan kepada sesama. Ini memperingati keikhlasan hati Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya Ismail sebagai bentuk ketaatan dan kepatuhannya kepada Allah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement