Sabtu 04 Oct 2014 12:12 WIB

Penghapusan Sistem Kupon Pembagian Kurban Jangan Terburu-buru

Rep: c78/ Red: Hazliansyah
Pembagian daging kurban.
Foto: Republika/Agung Supriyanto/ca
Pembagian daging kurban.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Pembina Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Azhar Jimly Asshiddiqie mengimbau agar penghapusan sistem pembagian daging kurban dengan kupon dilakukan secara bertahap. 

“Jangan sekaligus apalagi terburu-buru,” kata dia ditemui seusai menyampaikan khutbah Idul Adha di Masjid Agung Al-Azhar pada Sabtu (4/10). 

Sebab, lanjut dia, mengubah suatu sistem dan kebiasaan di masyarakat tidak bisa terburu-buru. Penerbitan suatu aturan bukan sekadar yang tertulis di atas kertas, tapi realisasinya harus efektif.

Dikatakannya, penghapusan pembagian daging kurban dengan sistemkupon baik dalam rangka menuju ketertiban dan kepraktisan dalam pembagian kurban. Namun tidak bisa semerta-merta dilakukan karena selama ini, umat Islam masih mengerjakan pelaksanaan kurban secara mandiri. 

“Pengumpulannya mandiri, pembagiannya pun begitu, dan ada efek dakwah di dalamnya,” kata dia. Maka, bagaimanapun cara pembagiannya, yang jelas prinsip berkeadilan dan tetap menjaga ketertiban harus menjadi acuan. 

Masjid Agung Al-Azhar membagikan daging kurban dalam pelaksanaan Idul Adha dengan dua cara, yakni dengan distribusi ke daerah lain, dan juga pemotongan serta pembagian langsung di area Masjid. 

Menurut Sekretaris Takmir Masjid Agung Al-Azhar sekaligus Ketua Panitia Idul Adha Al-Azhar 2014, Zainul Arifin, selain agar semarak kurban terasa, mempertahankan sistem kupon bertujuan melayani masyarakat yang datang ke masjid untuk mengamil kurban. 

Dikatakannya, daging kurban berbeda dengan uang zakat atau infak yang mesti ditujukan pada mustahik. “Kalau daging kurban, siapapun bisa menikmati, bahkan orang yang memberikan hewan untuk kurban pun boleh memakannya,” kata dia. 

Makanya, hal penting yang dilakukan adalah menyiasati agar proses pembagian berjalan tertib, aman dan nyaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement