Sabtu 04 Oct 2014 10:53 WIB

Juwairiyah binti Harits, Istri Rasulullah yang Penuh Berkah (2-habis)

Juwairiyah adalah sosok yang cantik, baik hati, dan luas ilmunya.
Foto: Greenhdwallpaper.com
Juwairiyah adalah sosok yang cantik, baik hati, dan luas ilmunya.

Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti     

Juwairiyah pun berinisiatif menemui Rasulullah SAW. Dia menyampaikan segala keluh kesahnya dan meminta kebebasan.

Saat mendatangi Rasulullah, Aisyah RA, seperti disebutkan Ibnu Saad, merasa sangat cemburu dengan Juwairiyah. Hal itu karena sosok Juwairiyah yang dimuliakan kaumnya dan berani menemui Rasulullah untuk membicarakan kebebasannya.

Merasa kasihan dengan beban Juwairiyah, Rasulullah pun bersedia membebaskan Juwairiyah, kemudian menikahinya. Berita tentang pernikahan Rasulullah dan Juwairiyah pun tersebar di kalangan para sahabat. Para sahabat menilai, Bani Musthaliq yang kini menjadi kerabat Rasulullah tidak pantas menjadi tawanan. Akhirnya, seluruh wanita dan kaum Bani Musthaliq dibebaskan tanpa syarat.

Setelah kebebasannya, Bani Musthaliq yang ditawan kaum Muslimin mengikrarkan keislamannya. Meski cemburu dengan sosok Juwairiyah, Aisyah RA menggambarkan betapa kehadiran Juwairiyah adalah berkah bagi kaumnya. Selain mendapat kebebasan, mereka juga mendapat cahaya Islam berkat pernikahan Juwairiyah.

Keislaman pemimpin Bani Mustahliq, Harits bin Abu Dhirar, terjadi setelah ia bermaksud menebus putrinya. Ia bermaksud menyerahkan unta-untanya kepada Rasulullah SAW sebagai tebusan. Tapi, ia menyembunyikan dua unta terbaiknya di Aqiq.

Saat menemui Rasulullah, seperti diriwayatkan Ibnu Hisyam, Harits ditanya tentang dua untanya yang disimpan di Aqiq. Takjub dengan pemahaman Rasulullah karena tak seorang pun tahu dia menyimpan dua untanya, Harits pun langsung mengikrarkan syahadat. Islamnya Harits juga diikuti Islamnya seluruh Bani Musthaliq yang masih tersisa.

Setelah itu, dilangsungkan pernikahan antara Rasulullah dan Juwairiyah dengan mahar 400 dirham. Setelah menjadi Ummahatul Mukminin, Juwairiyah banyak menghabiskan waktunya dengan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Nama Juwairiyah pun diberikan Rasulullah SAW setelah mereka menikah. Juwairiyah dikenal dengan sahabiyah yang ahli shalat.

Juwairiyah wafat pada masa pemerintahan Muawiyah bin Abu Sofyan. Beliau wafat pada usia 60 tahun dan dikuburkan di Baqi’, bersebelahan dengan makam istri Rasulullah lainnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement