REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah permasalahan tengah dihadapi Islam dan umat Islam pada saat sekarang. Umat di negara-negara Islam seperti di Timur Tengah maupun Afrika Utara, sedang menghadapi tantangan, cobaan dan ujian dari Allah SWT lantaran konflik dan peperangan yang terus berkecamuk.
Sementara itu, di belahan dunia yang sama, negara-negara barat yang dimotori Amerika Serikat tengah menggencarkan operasi militer untuk memberangus gerakan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS). Menghadapi sejumlah permasalahan tersebut, sudah sepatutnya umat Islam tidak pasif, melainkan aktif untuk menyelesaikan semua persoalan yang ada.
Demikian intisari pendapat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyikapi kondisi Islam dan Umat Islam terkini kala memberikan sambutan dalam acara penandatanganan prasasti peresmian penggunaan Asrama Mahasiswa Indonesia "SBY" di Kampus Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, di pelataran Masjid Baiturrahim, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (3/10).
Presiden menjelaskan, semangat yang sedang muncul dari banyak negara saat ini adalah memerangi terorisme. Terorisme tidak didukung oleh umat agama mana pun, termasuk Islam, karena terorisme adalah musuh kita semua. "Kita harus mencegah, menanggulangi dan menindak untuk keselamatan umat, nama baik Islam dan nama baik kita semua," ujar Presiden SBY.
Salah satu bentuk terorisme global yang tengah berkembang adalah gerakan ISIS. Menurut Presiden, operasi militer dalam jangka pendek diperlukan untuk membasmi ISIS. "Tapi, diperlukan penyelesaian yang komprehensif, adil, tepat dan bijak," kata Presiden SBY yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
"Dengan demikian, kita sebagai umat Islam akan bersyukur, lega, gembira dan tidak ada lagi kecurigaan dari saudara-saudara kita yang tidak beragama islam. Tidak ada lagi islamophobia dan hal-hal yang tidak baik yang dicapkan ke Islam dan umat Islam," ujar Presiden.
Penyelesaian komprehensif yang dimaksud Presien SBY adalah mengambil tindakan tepat untuk mengetahui akar masalah konflik dan kekerasan yang terus melanda negara-negara Islam. Semua negara, tidak hanya negara barat, tapi juga negara-negara Islam harus duduk bersama.
"Dengan memahami akar masalah maka Insya Allah akan ditemukan solusi yang benar-benar adil, tepat dan bijak," kata Presiden.