Senin 29 Sep 2014 12:45 WIB

Kemenag: Waktu Idul Adha Berbeda karena Matla

Rep: Antara/ Red: Indah Wulandari
 Ribuan umat Islam melaksanakan Salat Idul Adha di jalan raya di kawasan Jatinegara, Jakarta, Selasa (15/10).  (Republika/Wihdan)
Ribuan umat Islam melaksanakan Salat Idul Adha di jalan raya di kawasan Jatinegara, Jakarta, Selasa (15/10). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau kepada seluruh umat untuk tetap memegang teguh ukhuwah islamyiah dan rasa toleransi beragama meski terdapat perbedaan waktu Idul Adha.

“Perbedaan penetapan pemerintah Indonesia dan Saudi adalah sesuatu yang bisa saja terjadi disebabkan perbedaan matla (wilayah hukmi),” ujar Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag Muchtar Ali, Senin (29/9).

Ia menegaskan, penetapan 1 Zulhijjah 1435 H yang ditetapkan pemerintah juga sesuai kesepakatan negara Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura dalam Mudzakarah Rukyat dan Takwim Islam Negara MABIMS tanggal 21 sampai 23 Mei 2014 lalu. Serta Hasil Temu Karya dari para pakar Hisab Ruykyat dan Astronomi tanggal 22 September 2014 di Jakarta.

Sementara itu, Arab Saudi mempunyai acuan penanggalan berdasarkan kalender Ummul Quro, dalam situs resmiya tertulis tanggal 1 Zulhijjah bertepatan dengan tanggal 25 September 2014.

Mahkamah Ulya Saudi menetapkan berdasarkan laporan terlihatnya hilal di Arab Saudi bahwa 1 Zulhijjah bertepatan dengan tanggal 25 September 2014 sehingga Idul Adha (10 Zulhijjah) jatuh pada 4 Oktober 2014.

"Itu sesuai dengan penegasan MUI bahwa penetapan awal Zulhijjah/Idul Adha berlaku dengan matla masing-masing negara. Dalam hal ini ulama telah konsesus. Indonesia dalam melaksanakan Idul Adha tidak dibenarkan mengikuti negara lain yang berbeda matla," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement