REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah berikut ini menuturkan perjalanan panjang sahabat Nabi Muhammad SAW, Salman al-Farisi, dalam mencari hidayah. Sebagai penganut agama Majusi, ia dikenal sebagai pengikut yang taat, begitu pula ayahnya yang merupakan seorang kepala daerah Isfahan, Persia.
Semua berawal ketika Salman tertarik dengan doktrin- doktrin keagamaan Nasrani.Ia pun kemudian bertanya kepada gerejawan, "Dari mana asal usul agama ini?" Mereka pun menjawab, "Dari Syam (sekarang kawasan Suriah, Palestina, dan Yordania)."
Sang pemuda pun penasaran, "Jika rombongan dari Syam beragama Nasrani datang ke sini untuk berdagang, dapatkah kalian mengabarkanku?"pinta si pemuda yang kemudian disambut sukacita oleh mereka. Si pemuda pun kemudian menghabiskan waktu di gereja itu hingga senja. Tugas mengurus lahan terlupakan begitu saja. Berita itu didengar oleh sang ayah yang lantas marah luar biasa.
Hingga sekian lama, si pemuda kemudian mendapat kabar bahwa rombongan dari Syam datang. Mereka bahkan telah menyelesaikan urusan dagang dan akan segera kembali pulang ke Syam. Si pemuda pun kemudian bergegas melepaskan rantai besi yang mengikat kakinya selama ini. Ia pun pergi menemui rombongan tersebut dan ikut menempuh perjalanan bersama mereka.
Setiba di Syam, ia mencari ahli agama yang menjadi tuntunan warga. Ia pun ditunjukkan kepada seorang uskup di sebuah gereja. Sang pemuda pun bermaksud mengabdikan diri di sana; menuntut ilmu dan menjadi hamba Allah yang taat.
"Saya sangat mencintai agama ini. Bolehkah saya tinggal bersama Anda agar saya dapat belajar dan sembahyang bersama? Saya akan membantumu mengurus gereja," pinta si pemuda. Sang uskup pun mempersilakannya.
Setelah si uskup meninggal, berangkatlah pemuda itu ke Irak. Ia pun segera menemui Fulan yang disebut dalam wasiat uskup sebelum meninggal. Si pemuda kemudian hidup bersama Fulan. Tak berapa lama, Fulan meninggal dunia. Ia berwasiat agar si pemuda menemui seorang di Kota Nashibin (Aljazair). Singkat cerita, si pemuda berangkat ke kota tersebut dan akhirnya tinggal bersama orang yang dimaksud. Seperti apakah kelengkapan kisahnya?
Simak di rubrik "Kisah" Islam Digest edisi mendatang