REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Islam telah mengakar di Libya sejak masa awal kehadiran risalah samawi ini di Jazirah Arab. Islam masuk di wilayah Afrika ini pada era pemerintahan Umar bin Khattab setelah sukses menyelamatkan rakyat Mesir dari tindasan Gubernur Muqawqis pada 640 M di bawah komando Amr bin al-Ash.
Kesuksesan tersebut mendorong perluasan wilayah ke negara bekas kekuasaan almarhum Qadafi ini.Selama beberapa abad hingga saat ini, Islam masih sangat kuat dan menjadi mayoritas di kawasan tersebut. Berikut bukti kekuasaan Islam di Libya.
Ghadames, Kota Niaga
Kota yang terletak di sebelah barat daya Tripoli, ibu kota Libya ini pernah dikuasai oleh Yunani dan Romawi. Ketika Islam datang, kota tersebut berhasil ditaklukkan di bawah komando Uqbah bin Nafi'.
Kota ini pernah mencapai masa keemasannya di bawah pemerintahan Dinasti Ustmaniyah pada abad ke-18. Ghadames menjadi pusat perdagangan dan jalur utama kafilah dagang di kawasan Afrika, hingga akhirnya jatuh ke tangan Italia pada 1924 M.
Zuwailah, Permukiman Tertua
Ini merupakan desa sekaligus kawasan tertua yang terletak di barat daya Libya. Daerah ini ditaklukkan oleh Uqbah bin Nafi' sekira 22 Hijriyah. Penaklukan kawasan ini menjadi kunci masuk ekspansi berikutnya, yakni ke wilayah Fazan.
Sepanjang sejarah, Zuwailah memiliki hubungan dagang yang kuat dengan Mesir dan Sudan. Selama Dinasti Fatimiyah berkuasa, Khalifah Ubaidillah al-Mahdi menjadikan desa ini sebagai pusat permukiman warganya.
Cyrene, Bukti Kedigdayaan Yunani
Kota yang juga dikenal dengan sebutan Shahat ini merupakan peninggalan Yunani. Berlokasi di timur laut Libya, kota ini dijadikan sebagai pusat peradaban Yunani di Libya. Dalam sejarah peradaban Arab, Kyrene, begitu sebutan oleh bangsa Yunani, konon termasuk kategori 12 kota bersejarah tercantik di kawasan Arab. Kota ini disebut dalam Injil dan Taurat versi Arab.