REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Madrasah gelar pelatihan penerapan kurikulum 2013 secara bertahap.
Untuk tahun ajaran 2014, penerapan kurikulum tersebut secara perdana ditujukan untuk kelas I dan IV Madrasah Ibtidaiyyah, kelas VII Madrasah Tsanawiyah dan kelas X Madrasah Aliyah.
"Makanya //ngawur// jika ada yang mengatakan madrasah sama sekali tidak melakukan pelatihan kepada para guru," ujar Direktur Pendidikan Madrasah Kemenag Nur Kholis Setiawan kepada //Republika// pada Rabu malam (10/9).
Pernyataannya itu disulut oleh komentar dari Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti yang menyebut, pelatihan guru dalam implementasi Kurikulum 2013 di madrasah lebih parah dibandingkan sekolah umum.
Hal itu berdasarkan pemantauan yang dilakukan FSGI di 21 provinsi dan 46 kabupaten dan kota pada 14 Juli-8 September 2014.
Berdasarkan pemantauannya itu, Retno berkesimpulan bahwa masih banyak guru madrasah yang kebingungan melaksanakan Kurikulum 2013. Yang paling banyak dikeluhkan guru adalah masalah penilaian. Sementara dalam pelatihan Kurikulum 2013, materi dan praktik penilaian nyaris tidak ada.
Menanggapi pernyataan FSGI, Nur Kholis menilai pernyataan yang terkesan menyudutkan madrasah tersebut tidak didasarkan pada fakta dan data.
Pada kenyataannya, kata Nur Kholis, Direktorat Madrasah telah melakukan pelatihan terhadap 137 ribu guru Madrasah se-Indonesia, khusus guru kelas I dan IV MI, kelas VII MTs dan kelas X MA pada November dan Desember 2013 lalu.
Kemudian dilakukan lagi pelatihan terhadap 30 ribu guru madrasah lainnya di awal 2014.