REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kini, Ada 75 hotel di Turki yang memasang label hotel Islami, bersahabat dengan jibab, liburan sesuai syariah dan wisata halal. Sebelumnya, data Himpunan Pemilik Hotel Mediteranian (AKTOB) mencatat hotel semacam itu hanya ada lima buah pada 2002.
Seperti dilansir Todayzaman.com, Senin (25/8), provinsi seperti Yalova atau kota Alanya masing-masing kini memiliki sembilan hotel yang termasuk kategori hotel ramah simbol Islam. Hotel semacam ini juga makin banyak dijumpai di barat Turki karena memang kerap jadi tujuan wisata termasuk wilayah Canakkale, Kas, dan Kusadasi.
Hotel-hotel itu tidak menghidangkan alkohol dan babi, memisahkan kolam renang untuk tamu pria dan wanita, serta mengharuskan pegawainya untuk berpakaian sopan. Tayangan televisi dan situs-situs internet dipilih sesuai dengan aturan Islam. Mushala yang disediakan juga dilengkapi peredam suara dari luar.
Dalam jajak pendapat yang dibuat BBC Turki baru-baru ini, 60 persen wisatawan mencari hotel berlabel halal dan jumlah itu terus meningkat. Kebanyakan wisatawan menghindari hotel yang menyajikan alkohol dan makanan tak halal. ''Kami tak bisa memilih tamu yang singgah. Sektor pariwisata harus toleran terhadap semua jenis wisatawan, termasuk bagi wisatawan berkerudung dan yang tidak,'' kata Presiden Asosiasi Jurnalis Pariwisata (TUYED), Kerem Kofteoglu.
Muslim Traveler Index Europe 2014 memperkirakan nilai wisata halal Eropa mencapai 137 miliar dolar AS. Turki sendiri termasuk menjadi lima besar negara tujuan wisatawan pencari pariwisata syariah di Eropa. Nilainya bahkan mencari 103 miliar Euro pada 2013 atau sekitar 13 persen dari total nilai pariwisata halal dunia. Turki diperkirakan akan meraih hingga 141 miliar Euro dari sektor ini pada 2020.
Masyarakat Timur Tengah dan Asia Tenggara mengenal Turki karena warisan sejarah Islamnya. Ini jadi peluang besar bagi Turki untuk menarik banyak wisatwan termasuk untuk sektor pendukungnya seperti perhotelan, biro perjalanan, dan restoran.
Laporan yang sama juga menunjukkan, 58 persen wisatawan yang datang ke Turki didorong keinginan untuk mengetahui sejarah dan peninggalan Islam yang ada di sana. 97 persen wisatawan juga memandang penting bagi negara tujuan wisata menyediakan lokasi kuliner halal dan fasilitas ibadah.