Sabtu 23 Aug 2014 19:09 WIB

Majelis Taklim Bank Muamalat Rekatkan Ukhuwah (1)

Bank Muamalat
Foto: Republika/Wihdan
Bank Muamalat

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti

Aktivitas keagamaan dilakukan sebelum dan sesudah bekerja.

Jumat menjadi hari yang ditunggu-tunggu karyawati Bank Muamalat. Waktu shalat Jumat merupakan waktu khusus bagi Muslimah di sana untuk menimba ilmu keagamaan.

Lebih menarik lagi bagi karyawati Bank Muamalat karena tema yang dibahas pada setiap pekannya berbeda-beda.

Berbagai tema kajian dan ustaz atau ustazah yang variatif selalu dihadirkan untuk meningkatkan motivasi mereka agar tetap konsisten mengikuti kegiatan keagamaan.

Dimulai pukul 12.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB mereka berkumpul di Mushala Kantor Pusat Bank Muamalat di Arthaloka Building 5th floor, Jalan Jend Sudirman No 2, Jakarta Pusat.

Pengurus Majelis Taklim Bank Muamalat Meitra N Sari yang juga sebagai Sekretaris Perusahaan mengatakan majelis taklim ini telah terbentuk bersaman dengan berdirinya Bank Muamalat pada 1 Mei 1992.

Kegiatan kajian pun bervariasi setiap pekannya. “Biasanya kami melaksanakan kajian keputrian setiap hari Jumat secara berseling antara tahsin dan ceramah,” ujarnya.

Menurut Meitra N Sari, pada pekan pertama dan ketiga kegiatan diisi dengan tahsin. Sedangkan, pekan kedua dan keempat kegiatan diisi dengan taklim.

Materi yang dibahas juga tidak hanya bersifat keagamaan, tetapi juga hal umum, seperti kesehatan, kecantikan, dan bedah buku. Narasumber yang dihadirkan pun disesuaikan dengan bidang yang dikuasainya.

Khusus tema keagamaan, Meitra mengatakan bahwa taklim biasanya membahas mengenai fikih dan pendidikan anak. Ini karena sebagian besar karyawati yang bekerja di Muamalah merupakan ibu muda yang sangat perlu mengetahui kedua masalah tersebut.

Biasanya mereka memilih ustazah yang sesuai dengan bidang yang dikaji. Beberapa ustazah yang pernah diundang untuk mengisi kajian di Bank Muamalat, di antaranya Hj Nurjanah Ulwani, Nani Handayani, Astri Ivo, Lulung Mumtazah, dan Peggy Melati Sukma.

Ketika menghadirkan narasumber terkenal, biasanya kajian yang dihadiri jamaah lebih banyak. Apalagi, masalah yang diangkat pun memang masalah terkini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement