Jumat 22 Aug 2014 14:56 WIB

Mumtaz Mahal, Inspirasi Indah Taj Mahal (2-habis)

Potret Mumtaz Mahal.
Foto: Wikipedia.org/ca
Potret Mumtaz Mahal.

Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti

Seperti wanita Mughal pada umumnya, setiap yang berjasa kepada rakyatnya namanya akan dikenang melalui bait-bait puisi para penyair.

Nama Mumtaz dikenang baik bersama sang suami. Tak hanya melindungi warga miskin, tetapi kebaikan hatinya pun dikenang karena ia juga melindungi sarjana dan seniman ketika itu dari ketidakadilan.

Mumtaz menjadi wanita yang paling dipercaya oleh suaminya, Shah Jahan. Bahkan ketika kekuasaan suaminya dirongrong pemberontakan, Mumtaz terus berada mendampingi sang kaisar.

Pengabdian Mumtaz sangat luar biasa kepada sang suami. Maka tidak heran untuk mengenangnya, sang suami mendirikan bangunan megah Taj Mahal.

Dari pernikahnnya dengan Shah Jahan, Mumtaz melahirkan 13 orang anak. Ketika mengalami pemberontakan, dua anaknya direlakan untuk menjadi sandera.

Mumtaz pun tidak sungkan untuk menemani suaminya terjun dalam peperangan. Bahkan ketika sedang hamil, ia menemani sang suami untuk berperang ke Dataran Tinggi Dekkan pada 1630.

Mereka berperang agar lepas dari penindasan Kekaisaran Lodi yang sedang berkuasa ketika itu. Perjalanan tersebut merupakan perjalanan terakhir Mumtaz bersama suaminya.

Karena setelah perjalanan tersebut Mumtaz harus mengembuskan napas terakhir ketika melahirkan putri bungsunya. Menjelang ajal ia sempat meminta kepada sang suami untuk tidak menikah lagi.

Suami yang sangat mencintainya segera menyetujui permintaan tersebut. Sebagai wujud cinta sang suami pemakamannya pun dibangun dengan megah dan terkenal di seluruh dunia.

Pembangunan Taj Mahal pun memakan waktu hingga 22 tahun. Separuh harta kerajaan disisihkan khusus untuk membangun karya megah tersebut. Mumtaz wafat di Burhanpur pada 17 Juni 1631.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement