Kamis 21 Aug 2014 20:36 WIB

Bangunan Bersejarah di Yerusalem

Menara Masjid Umar bin Khatab (kiri) di Yerusalem, Palestina.
Foto: Muqata.com/ca
Menara Masjid Umar bin Khatab (kiri) di Yerusalem, Palestina.

Oleh: Nashih Nashrullah      

Palestina adalah negeri bersejarah. Peradaban timbul tenggelam di negara yang kini dijajah oleh Zionis Israel tersebut. Di antara kota yang kaya dengan sejarah di  negara ini ialah Alquds atau Yerusalem.

Kota bersejarah sepanjang peradaban manusia. Kota ini memiliki riwayat panjang perebutan dari berbagai entitas bangsa. Yerusalem pernah ditaklukkan oleh Babilonia, Romawi, Persia, dan dalam masa yang cukup lama, menjadi saksi kegigihan tentara Islam melepaskan cengekeraman tentara Salib di lokasi Masjid al-Aqsha ini berada.

Di kota ini pula, peradaban Islam tumbuh subur. Ini tampak dari situs-situs yang masih bertahan dan terancam keberadaannya akibat rencana rakus Zionis Israel. Selain Masjid al-Aqsha, Yerusalem juga masih menyimpan bangunan bersejarah lainnya, antara lain:

Masjid Umar bin Khatab

Di tempat inilah Khalifah Umar bin Khatab RA shalat setelah menaklukkan Yerusalem pada 638 M. Ia sempat ditawari shalat di Gereja Makam Suci, tetapi ia menolak, khawatir gereja itu kelak akan dianggap sebagai milik Islam.

Masjid ini kembali dibangun oleh putra dari Shalahudin al-Ayyubi, yakni Afdhal Ali pada 1193 Masehi. Masjid yang berada tak jauh dari Masjid al-Aqsha ini, bukan bangunan qubbah as-sahkhra (Dome of The Rock).  

Khanqah Shalahudin

Di ruangan yang terletak di kawasan Muslim Kota Tua Yerusalem, Shalahudin al-Ayyubi tinggal dan mengasingkan diri untuk mendirikan shalat-shalat sunah atau menyendiri guna beribadah kepada Allah SWT.

Shalahuddin adalah pendiri sekaligus khalifah pertama Dinasti Ayyubiyah. Ia dikenal sebagai pemimpin ulung. Ia sukses meraih kemenangan melawan tentara Salib. Selain dikenal sebagai ahli strategi dan kehebatannya memimpin negara, ia adalah seorang ahli ibadah.

Rumah Imam al-Ghazali

Di tempat inilah, tokoh sufi terkemuka Abu Hamid al-Ghazali tinggal selama berada di Yerusalem seusai mengembara dari sejumlah negara, seperti Makkah, Madinah, dan Mesir. Lokasinya berada di belakang Masjid al-Aqsha.

Di sebuah ruangan, di bawah kubah rumah itu, ia menulis karya fenomenal dan monumentalnya, yakni Ihya' Ulum al-Din. Kitab ini menjadi sumbangsih berharga bagi dunia Islam, hingga saat ini.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement