Selasa 19 Aug 2014 19:13 WIB

MERS CoV Masih Mengancam, Calhaj Harus Serius Cek Kesehatan

Rep: neni ridarineni/ Red: Asep K Nur Zaman
Calon jamaah umrah dan haji mengantre untuk melakukan suntik vaksinasi di Kantor Kesehatan Kelas I Halim Perdanakusuma, Jakarta guna mencegah penyebaran virus MERS.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Calon jamaah umrah dan haji mengantre untuk melakukan suntik vaksinasi di Kantor Kesehatan Kelas I Halim Perdanakusuma, Jakarta guna mencegah penyebaran virus MERS.

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Ancaman virus MERS CoV belum hilang. Badan Kesehatan Dunia (WHO) kembali mengumumkan kasus baru serangan virus corona pada sistem pernapasan ini di Arab Saudi. Karena itu, MERS CoV penting diperhatikan terutama bagi calon jamaah haji (calhaj) Indonesia dibandingkan dengan virus Ebola yang juga tengah menghantui dunia.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama, ada lima alasan mengapa MERS CoV menjadi penting diperhatikan, yakni:

  • MERS CoV jelas sudah ada di Arab Saudi (tempat jamaah Indonesia sudah dan akan banyak di sana). Di samping itu MERS CoV juga sudah ada di Asia, Malaysia dan Filipina  dan kedua negara tersebut dekat dengan Indonesia. Sementara Ebola baru ada di empat negara Afrika
  • Angka kematian MERS CoV berkisar 30-40 persen. Hal ini merupakan angka yang tinggi. sedangkan ebola yang banyak diributkan, walaupun punya potensi kematian 90 persen, tapi data kini menunjukkan angka kematian di bawah 60 persen, tidak jauh berbeda dengan MERS CoV.
  • Tak sampai sebulan lagi jamaah haji dari Indonesia sudah  berangkat ke Arab Saudi. Karena itu sekaranglah saat yang tepat bagi para calon jamaaah memeriksakan dirinya, karena kalau punya penyakit kronis maka risiko mendapat MERS CoV jadi jauh lebih tinggi.
  • MERS CoV menular melalui airborne, bisa lewat batuk dan lain-lain.Sedangkan Ebola baru menular kalau ada kontak langsung dengan cairan tubuh pasien
  • Keluhan awal MERS CoV bisa relatif ringan sehingga pasiennya dapat naik pesawat terbang dan menularkan ke sesama penumpang, atau membawa penyakitnya antara negara. Ebola jauh lebih berat gejala dan keluhannya, sehingga kemungkinan pasien ebola naik pesawat jadi relatif amat kecil.

 

Lebih lanjut Tjandra mengatakan, situasi Global MERS CoV sampai pertengahan Agustus ini, jumlah kasus sebanyak 838 kasus dan 293 orang di antaranya meninggal. ''Jadi angka kematian (case fertility rate) sekitar 34,96 persen.

Wilayah/area (negara) terjangkit, menurut Tjandra, adalah Yordania, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Francis, Jerman, Itali, Inggris Raya, Amerika Serikat, Tunisia, Filipina, Malaysia, Lebanon, Belanda, dan  Iran. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement