Jumat 15 Aug 2014 07:58 WIB

Zebunnisa, Putri Penyair dari Mughal (2-habis)

Zebunnisa merupakan seorang putri dari Kekaisaran Mughal.
Foto: Thefridaytimes.com
Zebunnisa merupakan seorang putri dari Kekaisaran Mughal.

Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti     

Zebunnisa hidup dalam suatu periode ketika banyak penyair besar berada di puncak karya mereka.

Misalnya, Mawlana Abdul Qader Bedil, Kalim Kashani, Saa'eb Tabrizi, Ghani Kashmir, Naimatullah Khan, dan Aqil Khan Razi.

Zebunnisa pun secara diam-diam ingin mengikuti jejak mereka. Beberapa pakar menyebut, ada pengaruh besar gaya Hafez Sherazi pada puisi Zebunnisa.

Sang ayah Kaisar Aurangzeb akhirnya naik takhta saat Zebunnisa berusia 21 tahun. Dia pun sering mengajak Zebunnisa membahas urusan politik karena mengetahui bakat dan kemampuan putrinya.

Kaisar Aurangzeb pun sering mendengarkan pendapat dari putrinya. Setiap bangsawan kerajaan masuk istana, mereka terlebih dahulu ditemui Zebunnisa.

Zebunnisa memiliki empat adik perempuan, di antaranya, Zinatunnisa, Zubdatunnisa, Badrunnisa, dan Mehrunnisa. Di antara mereka, Zinatunnisa dan Zubdatunnisa dikenal sebagai penulis puisi juga.

Seumur hidupnya Zebunnisa tidak menikah, meskipun banyak yang ingin melamar dirinya. Kakeknya pun sempat menjodohkan dirinya dengan sepupunya, Pangeran Sulaiman. Tapi, ayahnya tidak menyetujui perjodohan tersebut. Ayahnya menaruh dendam pada saudara yang juga ayah Sulaiman, Dara Shikoh.

Zebunnisa disebut-sebut memiliki hubungan rahasia dengan seorang penyair dan juga Gubernur Lahore Aqil Khan Razi. Pada 1662 ketika Kaisar Aurangzeb jatuh sakit, ia memutuskan meninggalkan ibu kota dan mencari lingkungan baru.

Dia pun membawa keluarganya dan seluruh penghuni istana ke Lahore. Sejak kepindahannya tersebut, rumor kedekatan Zebunnisa dan Gubernur Lahore semakin kencang.

Hubungan itu diketahui ayahnya dan tidak direstui. Zebunnisa pun oleh ayahnya dikurung di Slimgarh Fort. Ada beberapa literatur yang menyebut Aurangzeb mengurung putri sulungnya karena kegemarannya dalam bidang sastra, terutama puisi.

Dalam literatur lain, Zebunnisa dikurung karena terlibat dalam pemberontakan yang dilakukan sang adik yang ingin mengambil takhta ayahnya. Setelah 20 tahun dikurung, Zebunnisa meninggal pada 26 Mei 1702 saat Aurangzeb ayahnya sedang dalam perjalanan ke Deccan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement