Senin 11 Aug 2014 14:15 WIB

Banten Geliatkan Pembelajaran Kitab Kuning

Kitab Kuning
Foto: Antara
Kitab Kuning

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Banten menggelar Musabaqah Qiroatul Kutub (MQK) yang diikuti ratusan santri dari berbagai Pondok Pesantren di Banten.

Kepala Bidang Pendidikan Keagamaan dan Agama Islam (Pakis) Kemenag Banten H Mahfudin mengatakan, kegiatan Musabaqah Qiroatul Kutub yang digabungkan dengan, debat bahasa serta Pesantren Fair, diikuti oleh sekitar 440 orang peserta dari perwakilan pesantren di delapan kabupaten/kota se-Banten.

"Kami akan menyiapkan peserta terbaik untuk mewakili Banten di MQK tingkat Nasional di Jambi pada 1 September 2014," kata Mahfudin usai membuka kegiatan tersebut.

Ia mengatakan, tujuan dari kegiatan tersebut yakni untuk melakukan pembiasaan dan menumbuhkan kecintaan para santri dalam belajar kitab kuning. Karena dalam musabaqah tersebut akan diperlombakan mengenai sejumlah materi seperti, nahu sorof, balagoh, fiqih dan materi alin dalam kitab kuning.

"Harapan kami santri bisa memaknai, memahami dan implementasikan dari isi kandungan kitab kuning tersebut. Kami juga berharap para santri mampu menangkal dan mengantisipasi berbagai isu seperti yang berkembang saat ini terkait ISIS," kata Mahfudin.

Menurutnya, selama ini Pondok Pesantren yang merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia, merupakan wadah untuk kaderisasi ulama, tetapi kondisi saat ini sangat minim dalam kaderisasi ulama tersebut. Sehingga dengan menggeliatnya pembelajaran kitab kuning, bisa melahirkan kembali ulama-ulama.

"Kami juga mengadakan kegiatan debat bahasa, agar para santri terbiasa dengan bahasa untuk menghadapi era global," katanya.

Sedangkan persantren fair bertujuan untuk menggugah dan mengangkat kreativitas para santri dan ulama di pesantren yang selama ini tidak terlihat di permukaan. "Kami ingin tumbuhkan kreativitas santri sehingga memiliki 'life skiil'. Untuk mewujudkan itu, perlu dorongan dinas instansi terkait di Provinsi Banten," kata Mahfudin.

Sementara Kepala Bagian Keagamaan Biro Kesra Provinsi Banten Yusuf Soufi mengatakan, berbagai kegiatan yang membangun peningkatan sumber daya manusia dan pendidikan di Presantren, diharapkan mmapu mendorong peningkatan Indek Pembangunan Manusi (IPM) Provinsi Banten. Sehingga para santri memiliki daya saing yang kuat serta mampu membangun kemandirian.

"Banten yang terkenal dengan sebutan daerah seribu kiai dan sejuta santri ini, bisa menunjukan eksisitensinya dalam peningkatan sumber daya manusia yang siap bersaing di era global," kata Yusuf Soufi. Dalam kegiatan tersebut, dipamerkan sejumlah produk kerajinan berupa makanan, anyaman dan produk lainnya yang dihasilkan para santri di sejumlah pesantren di Banten.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement