REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Gerakan Pemuda Ansor Nusa Tenggara Timur (GP Ansor-NTT), menggelar aksi penolakan terhadap organisasi Kelompok Islam militan sebagai Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State of Iraq and Syria/ISIS) di daerah itu.
"Dalam waktu dekat kita (GP Ansor) segera melakukan aksi penolakan itu. Kita sedang melakukan konsolidasi internal untuk gerakan akbar ini," kata Ketua GP Ansor Provinsi Nusa Tenggara Timur Abdul Muis, Selasa.
Dia mengatakan, gerakan penolakan dengan menggelar aksi akbar akan dilakukan secara serempak di seluruh anak cabang organisasi tersebut, yang tersebar di seluruh daerah provinsi NTT.
Hal ini dilakukan, dengan penuh keyakinan dan kesadaran akan arti sebuah kehidupan keberagaman bangsa Indonesia, yang didasari oleh nilai-nilai luhur Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Bangsa ini, menurut pandangan GP Ansor, telah dibentuk dengan satu ikatan kebersamaan dan toleransi yang kokoh, dengan tetap menghormati aspek keberagamanan dan kebhinekaan bangsa, yang dijadikan sebagai kekayaan dan kekuatan bangsa ini.
"Karena itu tidak boleh ada sedikitpun atau secuilpun gangguan yang mengarah kepada disintegrasi bangsa ini dengan bentukan organisasi apapun. Jika ada, maka hanya satu jalan; lawan," katanya.
Selain melakukan konsolidasi di internal GP Ansor, sejumlah langkah lain, dengan menginstruksikan seluruh anggota untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah di lingkungan masing-masing, serta berupaya untuk tetap melakukan dakwah Islam paham ahlusunnah wal jamaah.
"Hal ini penting karena menjadi landasan kami menegakkan Islam yang menjadi rahmatan lil alamin, dengan berpedoman pada pilar tiga utama, yakni tauhid, syariat, dan tasawuf yang merujuk pada paham ahlussunnah wal jamaah," katanya.
Menurut dia, keberadaan Gerakan Pemuda Ansor yang di dalamnya ada pasukan inti Barisan Ansor Serbaguna (Banser) telah memiliki janji khusus, yaitu Nawa Prasetya Banser.
Muis menjelaskan, Negara Islam Irak dan Suriah atau yang dikenal dengan ISIS merupakan kelompok jihadis yang aktif di Irak dan Suriah. ISIS dibentuk pada April 2013 dan cikal bakalnya berasal dari Al-Qaida di Irak (AQI), tetapi kemudian dibantah oleh Al-Qaida.
Kelompok ini menjadi kelompok jihad utama yang memerangi pasukan pemerintah di Suriah dan membangun kekuatan militer di Irak. Huruf "S" dalam singkatan ISIS berasal dari bahasa arab al-Sham, yang merujuk ke wilayah Damaskus (Suriah) dan Irak.
Organisasi ini dipimpin Abu Bakr al-Baghdadi. Hanya sedikit yang mengetahui tentang dia, tetapi dia diyakini lahir di Samarra, bagian utara Baghdad pada 1971 dan bergabung dengan pemberontak yang merebak sesaat setelah Irak diinvasi AS pada 2003.
Wali Kota Kupang Jonas Salean menegaskan tidak memberi izin pendirian organisasi Kelompok Islam militan sebagai Negara Islam Irak dan Suriah di wilayah ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur itu. "Saya tegaskan ISIS tidak akan saya berikan ruang dan tempat di daerah ini," kata Jonas menegaskan.
Menurut Jonas, ISIS adalah sebuah oraganisasi terlarang, yang secara konstitusional, sangat bertentangan dengan idiologi bangsa dan negara Indonesia, yaitu Pancasila.
Karena itu, apapun alasannya, ISIS, tidak akan diberikan tempat. "Kita nyatakan sebagai organisasi terlarang dan akan kita perangi bersama di daerah," katanya.