Senin 04 Aug 2014 19:22 WIB

Doktrin Agama Menyatukan Yahudi (2-habis)

Yahudi belum tentu pendukung zionisme, tetapi mereka dipertemukan dalam satu benang merah yang sama.
Foto: Fitsnews.com
Yahudi belum tentu pendukung zionisme, tetapi mereka dipertemukan dalam satu benang merah yang sama.

Oleh: Nashih Nashrullah

Ada banyak dalil Alquran yang menegaskan karakter mereka ini, antara lain surah al-Baqarah ayat 83-84.

Di ayat yang pertama, sebagian Bani Israil dikisahkan melanggar perjanjian berupa tidak menyembah selain Allah SWT, berbuat kebaikanlah kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin.

Janji berikutnya yakni mengucapkan kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat, dan tunaikanlah zakat. “Dan kamu selalu berpaling,” tertulis dalam pengujung ayat 83. Sedangkan di ayat berikutnya, Bani Israil berjanji untuk tidak saling membunuh. Tetapi, janji itu diabaikan.

Thanthawi pun berkomentar, uraian Alquran tentang Bani Israil berkorelasi secara tegas dengan karakter masa lalu dan masa kini. Ini pertanda jelas bahwa sikap anti-Islam yang ditujukan oleh sebagian kalangan Yahudi terhadap Islam merupakan warisan buruk dari nenek moyang mereka.

Hipotesis Thanthawi sangat berdasar tentunya. Berbagai upaya perjanjian perdamaian yang dilangsungkan antara Israel dan Palestina selalu kandas. Konferensi Madrid yang dihelat pada 1991 adalah upaya multilateral akhirnya gagal.

Ada pula Perjanjian Oslo I pada 1993. Kesepakatan Oslo menyetujui pemerintahan mandiri rakyat Palestina atas wilayah Gaza, Jericho, dan Tepi Barat melalui pembentukan Otoritas Palestina dengan Yasser Arafat sebagai pemimpinnya.

Pembentukan Otoritas Palestina secara langsung membatalkan Deklarasi Kemerdekaan Palestina pada 1988 di Aljazair, yang tidak pernah diakui oleh PBB tersebut. Tidak terhenti di sini tentunya, berbagai inisiatif damai dengan Israel selalu menemui jalan buntu.

Isu Palestina memang tak bisa terlepas dari doktrin agama. Ironisnya, justru terkadang pendekatan yang sama (doktrin agama) kurang begitu menyentuh oleh para penentu kebijakan, tak terkecuali para pemimpin Arab.

Bangsa Yahudi di seluruh dunia disatukan oleh satu asa yang kental dengan nuansa teologi, mitos Haikal Sulaiman, tanah yang dijanjikan, dan manusia pilihan (choosen people). Sementara, doktrin agama Islam sendiri tak pernah berhasil menyatukan miliaran Muslim guna merebut kembali Palestina dari cengkeraman Zionis Israel.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement