REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti
Fitrah tak diraih dengan hanya menahan lapar dan haus.
Hanya orang yang sukses menjalankan ibadah Ramadhan tersebut yang dapat suci kembali seperti bayi yang baru lahir. Ini tentu tergantung dari usahanya dalam mendapatkan fitrah tersebut.
Kiai Satori melanjutkan, malam Lailatul Qadar hanya datang bagi hamba-Nya yang terpilih ketika malam ganjil pada sepuluh hari terakhir.
Ciri-ciri datangnya malam Lailatul Qadar biasanya malam yang hangat. “Ketika malam Lailatul Qadar datang, tidak dingin dan tidak panas, tidak juga hujan, hanya sunyi dan senyap,” ujar dia.
Pengasuh IHAQI, Ustaz Erick Yusuf, mengatakan, orang yang mendapatkan kesuksesan Ramadhan dan kembali ke fitrah adalah orang yang berubah menjadi lebih baik. “Mereka yang kembali fitrah adalah yang telah meninggalkan kebiasaan buruk,” ujar dia.
Mereka adalah orang yang berhijrah dan berkomitmen untuk tetap berjalan di jalan kebaikan. Bahkan, perubahannya bisa sampai 180 derajat.
Kang Erick, begitu sapaan akrabnya, memberikan contoh bagi akhwat yang tadinya belum berhijab kemudian hijrah menjadi berhijab. “Tadinya jarang beribadah, sekarang terlihat rajin berjamaah di masjid,” ujar dia menjelaskan.
Orang berpuasa yang kembali ke fitrah biasanya lebih mencintai kebaikan. Perubahan terlihat dari hati dan juga penampilannya.
Kecintaannya terhadap dunia telah mulai berkurang. Orang yang tadinya tidak senang meneladani Rasulullah SAW, kini telah mulai menjalankan sunahnya.
"Orang yang tadinya sering dugem dan hura-hura, kini lebih banyak mengikuti kegiatan pengajian. Mereka juga lebih senang lagu-lagu nasyid dan mendengarkan murotal Alquran," paparnya.