Ahad 06 Jul 2014 10:41 WIB

Fahri Hamzah Dinilai tidak Paham Sejarah Santri

Rep: C57/ Red: Erik Purnama Putra
Pondok Pesantren Al Hikam di Beji Depok.
Foto: Rachmat Santosa Basarah
Pondok Pesantren Al Hikam di Beji Depok.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK --  Pimpinan pondok pesantren (Ponpes) Al-Hikam II di Depok, Arif Zamhari menyatakan, jika ada orang yang menganggap sinting rencana hari santri nasional (HSN) berarti tidak paham peran kesejarahan santri. "Mungkin, yang bilang sinting itu harus banyak membaca ulang sejarah Islam di Indonesia," tutur Arif saat diwawancarai Republika Online, Sabtu (5/7) siang.

Menurut dia, orang Indonesia itu tidak tiba-tiba begitu saja menjadi soerang Musim. Mereka memeluk agama Islam lantaran peran dakwah Wali Songo. "Wali Songo itu kan santri, punya pesantren," ujar Arif.

Dia menyatakan, ada faktor kesejarahan bahwa berkembangnya Islam di Indonesia juga didukung oleh kaum santri, dalam hal ini pesantren dan Wali Songo.  "Apa orang yang bilang sinting itu tidak mengakui peran dakwah wali songo di Indonesia? Bukankah Pangeran Diponegoro juga santri?" gugat Arif.

Menurut Arif, kalau ada orang yang mengatakan sinting, pendapat itu terlalu gegabah. Seharusnya klarifikasi dulu, jangan emosional mengatakan sinting hanya karena mendukung salah satu capres. Hal itu tidak baik dan tidak mendidik.

Dia menyatakan, sosok politikus, apalagi Muslim, jika menyatakan hal itu sama saja kurang etis. "Padahal saat ini bulan Ramadhan dan Nabi Muhammad SAW bersabda, 'Kalau kamu tidak bisa mengatakan yang baik, lebih baik diam'. Ini hadis shohih," ungkap Arif.

Sebelumnya, politikus PKS Fahri Hamzah membuat kicauan di Twitter bahwa janji Jokowi yang akan menjadikan tangal 1 Muharram sebagai hari santri nasional kuran tepat. Pada akhir kicauannya, ia menuliskan kata sinting atas ide yang dilemparkan Jokowi tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement