Selasa 01 Jul 2014 09:20 WIB

Kivlan Zen Berbicara Tentang Arti Puasa Ramadhan

Kivlan Zen
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Kivlan Zen

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum Relawan Sayap Tanah Air Mayjen (Purn) Kivlan Zen menyatakan, ingar-bingar politik menjelang Pemilihan Presiden 9 Juli 2014 hendaknya tidak mengurangi makna dan keutamaan Ramadhan. Ajakan tersebut dikemukakan Kivlan Zen di Jakarta, Selasa (1/7), yang ditujukan kepada seluruh relawan pendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan kaum Muslim di pelosok Tanah Air.

Dia menyatakan memasuki bulan suci Ramadan 1435 Hijriyah, umat Islam harus menyambutnya dengan suka cita dan mengisi bulan penuh rahmat itu dengan amalan mulia dan sempurna. Kivlan mengatakan ibadah puasa merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim dengan penuh tanggung jawab. Ibadah yang hanya sebulan dalam setahun ini sering dijadikan tolok ukur dan ujian bagi keimanan dan ketaqwaan hamba kepada Tuhan.

"Maka kita dapati berbagai perasaan yang beragam di kalangan umat Islam dalam menyambut bulan puasa ini. Ada yang begitu gembira meluap-luap dan penuh semangat, tetapi juga ada pula yang sebaliknya merasa resah dan khawatir serta ada pula yang berperasaan biasa-biasa saja dan tidak peduli," katanya.

"Sudah sepatut dan selayaknya kita menyambut bulan ini dengan perasaan yang wajar namun logis, agar kita masuk dalam golongan orang-orang yang diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menjalankan ibadah puasa sebulan penuh," katanya pula.

 

Perasaan tersebut, kata dia, harus direalisasikan dalam bentuk mempersiapkan diri secara fisik, mental dan spiritual. "Mempersiapan fisik adalah dengan menanamkan paradigma bahwa kesehatan jasmani adalah sesuatu yang sangat penting. Maka di dalam Islam menuntut umatnya agar selalu menjaga kesehatan supaya senantiasa kuat, bertenaga dan bebas dari penyakit," ujar mantan kepala staf Kostrad tersebut.

Upaya menjaga fisik agar sehat dan tidak sakit adalah dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, namun halal dan bersih serta menjauhi makanan yang kurang sehat, kotor apalagi yang diharamkan oleh agama.

"Di samping itu, hendaklah kita berusaha membersihkan hati kita dari sifat-sifat tercela seperti sombong, takabur, dengki, tamak dan sifat-sifat hina lainnya agar ibadah yang kita laksanakan diterima oleh Allah," katanya.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement