Rabu 25 Jun 2014 18:01 WIB

Program 1 Juta Kitab untuk 1 Juta Santri Digelar di Jawa Barat

AMB Foundation bekerja sama dengan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) menghelat pelatihan pembelajaran bahasa Arab untuk guru-guru pesantren   Salafiyah di Ponpes Modern Darul Ulum Lido, Bogor.
Foto: dok AMB
AMB Foundation bekerja sama dengan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) menghelat pelatihan pembelajaran bahasa Arab untuk guru-guru pesantren Salafiyah di Ponpes Modern Darul Ulum Lido, Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Program "1 Juta Kitab untuk 1 Juta Santri" yang digagas Anugerah Mulia Bakti (AMB) Foundation kembali bergulir. Program Sustainable Development CSR yang digagas AMB Foundation itu untuk pertama kalinya telah digelar di Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa-Kamis (27-29/5) lalu.

Kali ini, AMB Foundation bekerja sama dengan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) menghelat pelatihan pembelajaran bahasa Arab untuk guru-guru pesantren Salafiyah di Ponpes Modern Darul Ulum Lido, Bogor, Jawa Barat pada Selasa-Kamis (24-26/6).

Sekretaris Jenderal AMB Foundation, Ustaz Achmad Sudrajat mengungkapkan, program "1 Juta Kitab untuk 1 Juta Santri" ini diikuti sebanyak 32 guru pengajar bahasa Arab dari Ponpes se-Jawa Barat. Menurut dia, bahasa Arab sangat penting untuk dikuasai para santri yang menimba ilmu di Ponpes.

''Program itu sangat penting dan bermanfaat bagi peningkatan kualitas santri yang menimba ilmu di pondok pesantren tradisional," ujar Ustaz Achmad Sudrajat, Rabu  (25/6). Di Indonesia, kata dia, sedikitnya terdapat 25.785 pesantren, sebagian besar adalah pesantren tradisional. Para santri yang belajar di ponpes tradisional ini  umumnya berasal dari masyarakat kurang mampu.

Selain melatih para guru ponpes dengan tenaga pengajar profesional, AMB Foundation juga menyumbangkan kitab pelajaran bahasa Arab  yang kualitasnya diakui ulama dunia untuk para santri. "Nantinya, para guru ponpes yang mendapat pelatihan bahasa Arab ini bisa mengajarkan kembali metode pengajaran bahasa Arab yang efektif bagi para santrinya," ungkapnya.

Program "1 Juta Kitab untuk 1 Juta Santri", kata Ustaz Achmad Sudrajat, mendapat dukungan dari Perusahaan Gas Negara (PGN). Pihaknya optimistis program tersebut juga akan mendapat dukungan dari perusahaan-perusahaan dan lembaga, baik nasional maupun internasional.

Pelatihan bahasa Arab untuk guru-guru pesantren salafiyah itu dibuka Ketua Lembaga Dakwah NU, KH Zaki Mubarok. Dalam sambutannya, Kiai Zaki Mubarok mengingatkan pentingnya mempelajari dan menguasai bahasa Arab. "Sebaik-baiknya ilmu adalah yang diamalkan. Kalau tak diamalkan maka ilmu tersebut akan hilang," tuturnya.

Ketua PCNU Kabupaten Bogor, KH Romdhon mengungkapkan, pada zaman dulu para santri belajar di pondok pesantren minimal 25 tahun agar bisa menguasai bahasa Arab dan ilmu-ilmu pendukungnya. Sehingga, kata dia, mereka menguasai bahasa Arab. "Kalau santri sekaran baru belajar tiga sampai empat tahun saja di pesantren sudah tidak betah," ucapnya.

Untuk itu, lanjut dia, saat ini memang dibutuhkan metode baru pembelajaran bahasa Arab yang lebih praktis dan efektif. Kiai Romdhon menilai Program "1 Juta Kitab untuk 1 Juta Santri" yang memberi pelatihan bahasa Arab untuk guru pesantren salafiyah sangat tepat. "Apalagi didukung dengan sumbangan kitab yang metodenya sudah diakui dan  direkomendasi para ulama dunia," paparnya.

Pengurus Ponpes Modern Darul Ulum Lido, KH M Yazid Dimyati, menyambut baik dihelatnya pelatihan bahasa Arab tersebut. "Di ponpes kami, para santri dan pengajar diwajibkan menggunakan bahasa Arab dalam percakapan sehari-hari. Saya sangat senang dan menyambut baik terselenggaranya pelatian ini di tempat kami," ucapnya.

Ketua Umum IPPNU, Farida Farichah menegaskan, penting menguasai bahasa Arab di era globalisasi ini. Menurut dia, dengan menguasai bahasa Arab, para santri berpeluang untuk mendapat beasiswa ke luar negeri, khususnya ke Timur Tengah.

Pendiri AMB Foundation Imam Mustapha Kamal mengungkapkan, program CSR untuk para santri itu telah mendapat pengakuan dari lembaga CSR Internasional, World CSR Day yang  dipimpin Dr RL Bhatia. Berkat gagasan menggerakkan program itu, Imam mendapat CSR Excellence & Leadership Award 2013 untuk kategori CSR Leadership Award dari World CSR Day.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement