Senin 23 Jun 2014 23:11 WIB

Dai Pedalaman Ikut Bangun Pendidikan (2-habis)

Rep: c67/ Red: Damanhuri Zuhri
Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dan LAZIS PT PLN (Persero) Kaltim serahkan 200 paket Santunan untuk Miskin (Senyum) dan Buka Bersama Ditunggu (BeDuG).
Foto: bmh
Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dan LAZIS PT PLN (Persero) Kaltim serahkan 200 paket Santunan untuk Miskin (Senyum) dan Buka Bersama Ditunggu (BeDuG).

REPUBLIKA.CO.ID,

BMH telah mengirimkan 3.000 dai ke seluruh pedalaman Indonesia.

Untuk biaya operasional selama satu tahun, sekitar Rp 6,4 miliar. “Kami sangat berharap masyarakat terlibat mendukung dai pedalaman,” kata Wahyu.

Mujtahid Ja'far, dai yang saat ini berdakwah di Gunung Tengger, Jawa Timur, mengatakan, kondisi masyarakat merupakan tantangan utama. Sebagian besar mereka masih memegang erat kepercayaan animisme.

Karena itu, kata Ja'far, kesabaran dibutuhkan untuk mendekati mereka agar berubah. Ia menuai hasil kesabaran itu dan hasilnya sangat positif. “Sekarang yang beragama Islam berimbang dengan pemeluk animisme,” katanya.

Sekarang sudah ada gedung sekolah taman kanak-kanak untuk memfasilitasi pendidikan mereka. Sebuah pesantren pertanian juga dalam tahap pembangunan. Fasilitas tersebut membantu masyarakat Tengger memperoleh pendidikan.

Ia menuturkan, sebanyak tujuh dai bertugas di empat dudun di Tengger. Ia juga meminta umat Islam mendukung gerak dakwah ia dan teman-temannya.

Ustaz Cholil Nafiz mengatakan, tak mudah menjadi seorang dai. Mereka harus ikhlas. Syarat lainnya adalah mampu melawan diri sendiri dan mampu menjadi teladan. Cara penyampain dakwah yang baik juga harus dikuasai para dai.

Godaan berat seorang dai zaman sekarang adalah  hedonisme terutama yang ada di kota. Kadang-kadang, dai diukur dakwahnya dengan materi. Ini terjadi karena banyak orang memandang dai sama dengan mubaligh.

Padahal, dai dan mubaligh itu berbeda. Mubaligh, jelas dia, hanya menyampaikan kebenaran. Sedangkan, dai bertugas mengajak masyarakat kepada kebenaran. “Medan yang dihadapi dai lebih berat.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement