Rabu 18 Jun 2014 12:13 WIB

Endi Haryono, Dai Penakluk Sungai Mahakam (2-habis)

Aliran Sungai Mahakam di Kalimantan Timur.
Foto: Republika/Chairul Akhmad
Aliran Sungai Mahakam di Kalimantan Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, Manis asam garam dunia dakwah sudah kenyang. Setelah mengabdi di Sanggatta Kutai Timur, pada 1999, Endi ditugaskan ke Tenggarong, Kutai Kartanegara.

Di daerah ini medannya lebih sulit. Para siswa di Kecamatan Loa Kulu harus menempuh jarak berkilo-kilo meter untuk menuju sekolah. Itu pun harus melewati jalan berkelok dan mendaki. Belum belajar, para siswa sudah lelah lebih dulu. Kurang efektif. 

Kondisi itu membuat Endi tergerak untuk membuka Sekolah Menengah Pertama  agar bisa dijangkau lebih mudah oleh siswa. Bukan hal mudah mendirikan sebuah sekolah. Tapi, bukan berarti mustahil.

Banyak rekan Endi yang kala itu pesimis. Tak mungkin mendirikan sekolah mengingat tidak ada dana dan juga siswa. Namun, bukan Endi namanya jika tidak yakin pertolongan Allah. Dia menepis semua pesimisme beberapa rekannya. 

Mimpi dan usaha keras Endi mendirikan sekolah berbuah manis. Meski pelan-pelan dan merangkak sekolah yang dicita-citakannya itu berdiri.

Dari beberapa lokal kelas dan sejumlah siswa. Kini, sekolah itu telah bertahan hingga sudah meluluskan sembilan alumni. Sejak lima tahun silam, sekolahnya itu telah terakreditasi B.

Endi cukup bahagia dengan prestasi itu. Apalagi, ditambah salah satu anak didiknya, Imam Nawawi, kini telah bergelar master pendidikan Islam  dan rajin menulis beberapa buku dan kolumnis produktif sebuah koran harian nasional.

Meski sibuk mengurus pendidikan, ustaz yang hobi sepak bola ini tidak berhenti berdakwah. Dakwah di pedalaman Hulu Mahakam hingga kini masih dijalaninya.

Agar kiprah dakwahnya lebih efektif dan masif dirasakan masyarakat, Endi kini sedang menyusun beberapa program strategis. Tidak saja dakwah di pedalaman Mahakam, tapi juga di daerah perkotaan. Menurutnya, dakwah itu harus dilakukan di setiap lapisan.

Karena itu, jamaah Endi kian luas. Dari Loa Kulu, Kota Bangun, Muara Wis, Muara Kaman, Kembang Janggut, Kenohan, Kahala, Danau Semayang, Sebulu dan daerah lainnya. Daerah-daerah itu tersebar di Hulu Mahakam, Kutai Kartanegara. Menurutnya, dari jumlah 18 kecamatan hanya satu yang belum tersentuh dakwahnya.

Bukanya Endi tidak mau mendatangi daerah itu. Jaraknya sangat jauh dan susah. Selain itu, dia juga masih fokus berdakwah di daerah yang telah dibinanya. Namun, dia berharap, suatu saat bisa menyebarkan Islam ke seantero Tenggarong agar Islam bisa dinikmati semua orang harapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement