REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- “Gak nyangka dan sempat tak percaya,” ungkap Putri Asyairah polos, ketika sang pembawa acara menyebut namanya sebagai pemenang pertama lomba tafsir bahasa Inggris putri dalam ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXV di Batam, Kepulauan Riau (Kepri).
Putri berhasil menysihkan 23 peserta lainnya dalam ajang tersebut. Wakil dari Sumatera Barat ini mengaku baru pertama kali mencoba cabang tafsir bahasa Inggris di MTQ kali ini. Dalam enam MTQ sebelumnya ia selalu mengikuti cabang tahfidz 10 dan 20 juz.
“Alhamdulillah kali pertama ikut cabang ini langsung mendapatkan juara pertama,” ujar perempuan yang sehari-hari mengasuh Rumah Tahfidz Ababil di Pekanbaru, Riau.
Tentang keberhasilannya, Putri berkisah, selain persiapan yang matang ia juga tidak lepas dari doa kepada Allah SWT. Ia selalu berdoa untuk menjadi yang terbaik dalam kejuaraan ini. Ia yakin doanya dikabulkan Allah SWT.
Putri Asyairah mengaku punya pengalaman menarik ketika ikut MTQ tahun 2010 dan berdoa bagaimana rasanya menjadi juara meski hanya ketiga.
''Alhamdulillah, ketika itu saya berhasil menjadi juara tiga bidang tahfidz 20 juz. Untuk kali ini saya terus berdoa agar menjadi juara pertama. Alhamdulillah, dapat juga,” ujar lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara (USU) ini tersenyum.
Tak hanya Putri Asyairah yang menjadi peserta MTQ dari unsur rumah tahfidz yang berada di bawah binaan Program Pembibitan Penghafal Alquran (PPPA) Daarul Qur’an. Banyak santri dan pengajar rumah tahfidz yang menjadi peserta dalam kegiatan ini.
Misalnya dari Kafilah Sumatera Selatan ada nama-nama Fitriyah yang mengikuti cabang 5 juz Putri, Adelia Nasution (10 Juz Putri), Syahid (5 Juz Putri) dan Syatila (Tafsir Bahasa Inggris)
Ada pula Syafa’tul Hidayatiningsih dari rumah tahfidz Al-Furqon, Nusa Tenggara Barat yang mengikuti cabang Hifzil Qur’an 30 juz Putri. Dari Makassar ada nama ustadzah Hasniar yang mengikuti cabang Hifzil Qur’an 10 juz.
Juga ada Musa (kategori hafalan Qur'an 30 juz putra), Adel ( kategori hafalan Qur'an 10 juz putri), Fitri (kategori hafalan Qur'an 5 Juz putri), Fauziah ( kategori hafalan Qur'an 1 Juz Putri) yang mewakili Provinsi Bangka Belitung.
Keikutsertaan para santri dan pengajar rumah tahfidz ini menjadi bukti visi dan misi rumah tahfidz yang ingin menjadi tempat timbulnya kader penghafal Qur’an di Indonesia.
Gerakan rumah tahfidz sejak awal diniatkan menjadi tempat tumbuhnya generasi penghafal Qur’an di Indonesia. Gerakan yang digaungkan Daarul Qur'an kini menginspirasi terbentuknya ribuan rumah tahfidz di seluruh Indonesia dan Luar negeri.
“Harapan kami semoga kedepan para santri dan pengajar rumah tahfidz ini bisa menjadi generasi-generasi baru Indonesia yang tidak hanya cerdas secara keilmuan umum namun juga cerdas dalam akhlak dan jiwanya” ujar General Manager Program Daarul Qur’an Rano Karno Bilal.