Jumat 13 Jun 2014 14:11 WIB

Negara Muslim Ancam Boikot Produksi Pertanian Australia

Negara-Negara Muslim (ilustrasi)
Foto: rohama.org
Negara-Negara Muslim (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Negara Arab mengancam akan menghalangi produk pertanian Australia, sebab mereka percaya Pemerintah Australia pro-Israel, demikian laporan media setempat pada Jumat (13/6).

Jaksa Penuntut Umum Australia George Brandis telah menolak untuk menyebut Jerusalem Timur sebagai wilayah pendudukan. Itu telah membuat marah 20 duta besar yang mewakili negara Islam menginginikan pertemuan dengan Departemen Urusan Luar Negeri dan Perdagangan pada Kamis (12/6).

Beberapa negara Timur Tengah diperkirakan akan menuntut larangan impor daging dan jagung dari Australia ketika Liga Arab bertemu di Kairo, Mesir, bulan ini, demikian laporan West Australian.

"Lebih dari 3,5 miliar dolar Australia atau 3,29 miliar dolar AS ekspor pertanian Australia dapat terancam," begitu laporan Xinhua.

 

Pekan lalu, Brandis menolak untuk mengatakan apakah pemerintah mengakui Yerusalem Timur sebagai wilayah yang diduduki oleh Israel. Malah, katanya, istilah tersebut memiliki dampak merendahkan yang "tidak cocok dan tidak bermanfaat.

Sebagian besar negara, termasuk Amerika Serikat, mengakui Yerusalem Timur sebagai wilayah yang diduduki oleh Israel berdasarkan hukum internasional. Jerusalem Timur jatuh ke dalam kekuasaan Israel setelah Perang 1967.

Negara Islam precaya perubahan dalam bahasa adalah bagian dari perubahan Pemerintah Perdana Menteri Australia Tony Abbott untuk memberi dukungan lebih besar buat Israel.

Ketika ditanya mengapa pemerintah telah mengubah kebijakannya, Abbott berkata, "Kebenarannya ialah itu adalah wilayah sengketa dan mari lah kita berusaha memastikan bahwa semua sengketa diselesaikan secara adil buat semua sebisa kita di dunia yang tidak sempurna."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement