Rabu 11 Jun 2014 16:19 WIB

Pesan Islam di Kyoto

Muslim Jepang tengah mengaji
Muslim Jepang tengah mengaji

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ferry Kisihandi

Pesan Islam menyebar di Kyoto, Jepang. Untuk pertama kalinya, sebuah universitas di kota tersebut menjadi tempat pameran mengenai Islam yang didukung Pemerintah Oman.

Kegiatan di Doshisha University itu tak melulu soal Islam tetapi juga toleransi. Direktur Pusat Studi Moneteistik Doshisha University Katashiro Kohara menyatakan warga Jepang sangat terbuka mempelajari sesuatu yang baru.

’’Warga Jepang sangat tertarik mengkaji Islam,’’ ungkap Katashiro Kohara seperti dikutip laman berita Onislam, Senin (9/6).

Pameran ini menjadi kesempatan bagi warga Jepang mengenal prinsip dasar ajaran Islam. Selain itu, mereka akan mengetahui peran Oman dalam menyebarkan toleransi.

Tak heran jika pameran di Kyoto itu mengusung tema, Message of Islam from Oman. Pengunjung diajak menjelejahi secara perinci kehidupan publik di Oman.

Termasuk peran nilai dan etika dalam menjalankan konsep toleransi dan saling menopang antarkelompok masyarakat. Ini tergambar dalam 25 koleksi lukisan.

‘’Hal terbaik yang dapat kami lakukan adalah menyebarkan pesan damai dan iktikad baik dalam hubungan sesama manusia,’’ kata Penasihat Kantor Kementerian Wakaf dan Agama Oman Mohammad bin Said Al Maamari.

Langkah Oman menunjukkan pesan Islam yang positif ini, menuai pujian banyak pihak. ‘’Saya berterima kasih karena pameran ini membuat warga Jepang terkesan,’’ujar Samir Noah, seorang profesor di Pusat Studi Monoteistik Doshisha University.

Tradisi, kebiasaan, dan moral Islam, ungkap dia, benar-benar sesuai dengan nilai yang berlaku di tengah masyarakat Jepang.

Faktor inilah yang membuat perhelatan tersebut menarik minat banyak orang untuk melangkahkan kakinya ke lokasi pameran. Mahasiswa Muslim yang belajar di universitas tersebut juga menyatakan pandangan sama.

‘’Saya gembira pameran seperti ini akhirnya hadir di Kyoto, kota yang kini menjadi tempat saya belajar,’’ kata Azza al-Ismail, seorang mahasiswi asal Oman.

Toleransi, sikap saling mendukung, serta tradisi baik dari Oman ia harapkan bermunculan di mana-mana. Junia Shinohi, seorang profesor teologi di Doshisha University mengamini pernyataan Azza. Ini memberikan gambaran positif tentang Islam dan Oman.

Menurut Shinohi, warga Jepang sangat terbantu dalam memahami Islam dan Oman. Islam mulai menyebar di Jepang sekitar 1920. Agama ini datang bersamaan para imigran Turki yang Muslim dari Rusia. Menyusul terjadinya revolusi Rusia.

Satu dekade kemudian, jumlah Muslim di Jepang mencapai 1.000 orang dari beragam asal-usul. Gelombang imigran Muslim menambah angka statistik Muslim di negara ini.

Puncaknya pada 1980-an. Mereka di antaranya para pekerja migrant dari Iran, Pakistan, dan Bangladesh. Sekarang, populasi Muslim di Jepang menembus 120 ribu orang dari total pendudukan 127 juta jiwa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement