Ahad 08 Jun 2014 14:55 WIB

Putus Mata Rantai Pornografi (2-habis)

Stop pornografi, ilustrasi
Foto: yigidrip.wordpress.com
Stop pornografi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Amri Amrullah

Dengan demikian, para remaja terhindar dari pornografi dan mencegah tindakan asusila. ”Kita yakini ini bisa menjadi langkah jangka pendek,” ujar pemuda asal Bandung ini.

Ia mengklaim KAMMI telah turun ke beberapa kelompok remaja dan mengubah kebiasaan anak dari orang tua mereka yang wanita tunasusila di lokalisasi Dolly.

Mereka ikut bersama dalam bimbingan belajar dan kegiatan ilmiah. “Hasilnya terlihat baik ketika mereka mulai menunjukkan prestasi akademis," paparnya.

Kegelisahan yang sama disampaikan Ketua Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Arif Rosyid Hasan.

Ia mengatakan, minimnya peran keluarga dan lembaga formal telah meruntuhkan benteng terakhir pendidikan moral dan etika pergaulan remaja saat ini.

Arif mengkritisi sistem pendidikan formal Indonesia yang hanya menitikberatkan pada kompetensi dan aspek kognitif siswa, tanpa memperhatikan permasalahan sosial yang dihadapi remaja.

Akibatnya, sering kali remaja mencari pelarian dan lepas kontrol dari realitas yang mereka hadapi. Mereka terbuai dan sangat menikmati kehidupan di dunia maya. “Padahal, di sanalah peluang pornografi muncul," katanya.

Karenanya, Arif menekankan perlunya peran keluarga dan sekolah formal menciptakan suasana yang nyaman, mengubah pola kebiasaan dan perilaku anak di dunia maya, dan mengajak mereka aktif dalam setiap kegiatan positif.

Ia pun sepakat perlunya rekayasa sosial bagi remaja untuk menghindari ketergantungan remaja saat ini dengan akses dunia maya berbau pornografi.

Paling tidak, kata dia, kegiatan dan komunitas tersebut menjadi sarana positif aktivitas mereka. Baginya, tidak saatnya lagi mengandalkan sistem yang telah berjalan. ”Ini harus jadi peran bersama,” ujarnya.

HMI pun telah melakukan pendekatan tersebut, dengan membentuk kelompok masyarakat binaan. Di antara programnya, jelas dia, adalah membimbing remaja dalam kelompok dan komunitas kreatif.

Arif berharap, ada agenda serius dari dua pasang capres dan cawapres menghindarkan generasi muda Indonesia dari ketergantungan pornografi.

Bukan hanya memblokir situs berkonten porno semata, tapi bagaimana mengarahkan generasi muda berperan positif dalam pembangunan bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement