REPUBLIKA.CO.ID,
Meski banyak mode, tapi busana hijab tetap masih dalam koridor syar’i, yakni menutup aurat.
Hijab tidak menghalangi tampilan modis bagi wanita muslimah. Justru dengan tampilan bak model, pengunjung Indonesia Hijab Fest (IHF) 2014 percaya diri memakai busana muslimah.
Para pengunjung yang sebagian besar kaum hawa ini, terlihat memadati Gedung Sabuga, Jalan Taman Sari, Kota Bandung tempat digelarnya IHF 2014.
Penyelenggaraan IHF 2014 tersebut, merupakan yang ke-4 dalam perjalanan kiblat fashion Muslim Indonesia ini.
“Saya bangga melihat para pengunjung berhijab. Mereka tampil cantik, tapi tetap menutup aurat,” ujar ketua Panitia IHF 2014, Sheena Krismawati, belum lama ini.
Menurut Sheena, keberadaan IHF 2014 sangat penting terutama bagi muslimah Indonesia. Sebab, dapat memotivasi mereka untuk berjilbab tanpa harus mengurangi tampilan modisnya.
Sheena menilai, IHF bisa dikatakan sebagai media dakwah. Khusunya, untuk mengajak kaum wanita muslim berbusana syar’i.
“Alasan mendasar wanita Muslim enggan berbusana mus lim, karena selama ini mereka menganggap hijab itu kuno. Sehingga ditakutkan dengan memakai hijab, mengurangi kecantikan mereka,” kata Sheena.
Kini model busana muslim sudah berkembang mengikuti perkembangan zaman. Berbagai jenis serta gaya karya para desainer, semuanya ada.
Namun, busana itu tetap masih dalam koridor syar’i, yakni menutup aurat. “Maka, tidak ada alasan untuk tidak berhijab. Bahkan dengan berbusana muslim, selain terlihat ang gun juga berwibawa,” kata Sheena.
Mengenai IHF sendiri, Sheena mengaku, agar busana muslimah Indonesia lebih terdengar lagi di kancah Internasional. Dengan hal itu, dia berharap, Muslimah Indonesia menjadi kiblat hijab dunia di era 2020.
Acara yang digelar hingga Ahad (1/6) lalu itu, melibatkan puluhan peserta. Mereka terdiri dari desainer-desainer hijab ternama, seperti Dian Pelangi. Selain itu, perhelatan fashion muslimah ini juga menyuguhkan tutorial hijab, talkshow hijab dan pa ra de ustaz-ustaz.
Sementara Rina Widyawati salah satu pengunjung mengaku, cukup antusias menghadiri IHF ini. Dia mengatakan, selain banyak stand yang menawarkan hijab ber-brand yang harganya murah, juga banyak acara edukasinya.
“Tadi saya menghadiri talk show one day one juz. Sungguh, sangat menggugah saya untuk lebih giat menghafal Alquran,” kata mahasiswi ITB ini. Dirinya berha rap, festival hijab ini tak hanya digelar sekali dalam setahun, tapi bisa lebih sering.
Rina menuturkan dengan adanya IHF, Muslimah terutama kaum muda seperti dirinya lebih memahami lagi manfaat berhijab. Menurut dia, berhijab tidak hanya untuk bergaya belaka, tapi juga untuk men jaga diri sendiri.
Dari pemantauan Republika, IHF 2014 banyak di kunjungi kaula muda, terutama wanita. Namun, untuk bisa masuk pada arena festival ini, pengunjung dikenakan tiket. Untuk umum Rp 12 ribu, dan bagi mahasiswa cukup Rp 5.000.
Dengan tiket masuk tersebut pengunjung mendapatkan voucher belanja alat kecantikan sebesar Rp 10 ribu. “Jumlah pengunjungnya mencapai ribuan orang, teruta ma di akhir pekan,” ujar Andrea petugas tiketing.