Sabtu 07 Jun 2014 08:15 WIB

Wajah Islam di Museum Louvre

Beberapa koleksi seni peninggalan Islam yang dipamerkan di sayap baru Museum Louvre, Paris, Prancis.
Foto: AP
Beberapa koleksi seni peninggalan Islam yang dipamerkan di sayap baru Museum Louvre, Paris, Prancis.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Irfan Junaidi

Selain mengunjungi Menara Eiffel, wisatawan dunia yang memadati Paris, Prancis, pada umumnya juga tidak akan melewatkan Museum Louvre. Museum yang menempati bangunan bekas istana raja ini menyedot jutaan wisatawan datang dalam setahun.

Sedikitnya, 350 ribu koleksi museum dipajang. Satu koleksi yang paling masyhur adalah lukisan Monalisa. Pengujung dari berbagai negara selalu berdesakan untuk bisa menyaksikan lukisan karya Leonardo Da Vinci itu dari dekat.

Selain itu, mereka pun berebut berfoto dekat Monalisa. Piramid kaca di bagian museum menjadi ciri khas dan lokasi pilihan para pengunjung untuk berfoto. Popularitas piramid kaca dan museum kian menanjak setelah menjadi lokasi pengambilan gambar film Da Vinci Code.

Selain karya seni dari para seniman kenamaan Eropa zaman dulu, Museum Louvre juga menyimpan benda-benda peninggalan sejarah peradaban Islam. Benda-benda tersebut dikumpulkan di satu area bernama Islamic Art Department.

Di sini tersimpan berbagai jenis benda yang menggambarkan perjalanan sejarah Islam. Ruangan Islamic Art Departement terdiri atas  dua lantai. Letaknya di sayap Denon museum itu. Secara keseluruhan, museum ini berbentuk huruf U dan terdiri atas tiga bagian.

Masing-masing bagian bernama sayap Richelieu, Sully, dan sayap Denon. Di dekat pintu utama masuk kumpulan koleksi peninggalan sejarah Islam, terpampang ringkasan perjalanan Islam pada masa kekhalifahan.

Koleksi benda sejarah Islam dipayungi atap kaca berbentuk sepeti karpet terbang. Seluruh ruangan Islamic Art Departemen luasnya mencapai 3.000 meter persegi. Dinding berwarna hitam menjadikan peninggalan kebudayaan Islam itu warnanya lebih kontras.

Desain ruangan Islamic Art Departement ini dibuat melalui kontes dunia. Pemenangnya adalah arsitek dari Milan, Italia Mario Bellini, yang bergabung dengan koleganya asal Prancis, Rudy Ricciotti. Kompetisi desain ruangan berlangsung pada 2005.

Secara resmi, bagian koleksi budaya Islam Museum Louvre itu dibuka pada 22 September 2012. Sehari menjelang pembukaan, Mario Bellini, menjelaskan konsep atap kaca mirip karpet terbang yang melindungi koleksi peninggalan Islam tersebut.

“Sesungguhnya konsep ini tidak merujuk sama sekali pada karpet terbang, tapi ini bentuk penghormatan terhadap koleksi Islam dan dikombinasikan dengan pengetahuan saya soal konteks budaya dan geografi perkembangan Islam,” tuturnya seperti dimuat archdaily.com.

Kurator bagian sejarah Islam Museum Louvre, Sophie Makariou, mengungkapkan, desain ruangan dibuat supaya pengunjung nyaman dan bebas menikmati benda-benda peninggalan sejarah Islam. Koleksi benda bersejarah di sana sekitar 3.000 barang.

Mereka dikelompokkan dalam empat bagian berdasar periodenya. Bagian pertama periode abad ke-7 M hingga abad ke-11 M, abad ke-11 hingga pertengahan abad ke-13, abad ke-13 hingga abad ke-16, dan  abad ke-16 M hingga abad ke-18 M.

“Lewat koleksi ini kami ingin berbagi soal keragaman sejarah Islam dalam 1.300 tahun,” tuturnya seperti dikutip laman  the economist. Benda-benda yang dipajang merupakan hasil seleksi dari lebih 20 ribu objek peninggalan sejarah Islam.

Dia berharap dari koleksi itu ada banyak hal yang bisa dipelajari. Selain dikelompokkan secara kronologis, penempatan koleksi-koleksi itu juga dibuat gradual. Di bagian dekat gerbang utama dipampang benda-benda yang tidak langsung berhubungan dengan ajaran Islam.

Misalnya, keramik-keramik peninggalan para pemimpin yang menguasai dunia Islam di masa lalu. Semakin masuk, warna religiusnya semakin kental. Benda-benda yang dipajang semakin langsung berhubungan dengan ajaran Islam.

Seperti mushaf Alquran, serpihan mihrab masjid bertuliskan ayat Alquran, juga lampu-lampu yang digunakan untuk tadarus Alquran pada zaman dulu.

Meski tidak seramai bagian yang menyimpan lukisan Monalisa, bagian budaya Islam Museum Louvre terus didatangi pengunjung dari berbagai negara.

Selain lewat tulisan singkat di dinding, penjelasan perjalanan sejarah Islam juga disediakan dalam bentuk video yang bisa dinikmati pengunjung melalui komputer mini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement