REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Irwan Kelana
Seorang ibu dan seorang ayah dipanggil Allah SWT. Keduanya naik mimbar yang terbuat dari cahaya. Mereka dipakaikan mahkota yang terbuat dari mutiara. Mendapatkan anugerah yang demikian besarnya, sang ibu berseru, “Ya Allah, pahala apakah ini?”
Ia merasa tak pernah berbuat amal saleh yang pahalanya sebesar itu. Allah SWT menjawab, “Kamu mendorong anakmu belajar, menghapal, dan mengamalkan Alquran. Itulah ganjaran untukmu.” Sang ayah pun menanyakan hal serupa.
Allah SWT memberikan jawaban, “Itulah kemuliaan orang tua yang mendorong anak-anaknya mendekatkan diri pada Alquran, sehingga menjadi seorang penghafal Alquran atau hafiz.” Kisah ini dituturkan pimpinan Pesantren Bait Alquran Muslih Abdul Karim.
Ia menyampaikannya saat memberikan kuliah umum pada acara wisuda Tahfizh Qur’an Ma’had Madinatul Qur’an Angkatan Pertama di Pesantren Madinatul Qur’an, Kampus Madinah, Jatimulya, Kecamatan Cilodong, Depok, Jawa Barat, Kamis (29/5).
Dai yang juga penasihat Pesantren Madinatul Quran ini meminta para orang tua menjadikan anaknya sebagai hafiz. Selain itu, masyarakat juga perlu mendukung pengembangan pondok-pondok pesantren tahfiz Quran.
Ustadz Bobby Herwibowo menyatakan, pada hari kiamat nanti, seluruh umat manusia berada dalam keadaan panik. Pada saat seperti itu, malaikat berseru, “Di mana para ahli (sahabat) Alquran?” Setelah mereka berkumpul, malaikat meminta mereka membaca Alquran.
Mereka diminta menaiki tangga menuju surga. Menurut Bobby, harta bisa hilang, tapi memori seseorang tentang Alquran tak akan pernah sirna. Alumnus Universitas Al-Azhar Mesir ini meminta orang tua membimbing anak-anaknya dekat dan menghafal Alquran.
“Syekh Al-Azhar mengatakan kepada kami, ‘Bukan orang Al-Azhar kalau tidak mau belajar menghapal Alquran,’” kata Bobby.
Pemimpin Umum Pesanten Madinatul Qur’an KH Khoirul Muttaqin Al-Hafizh mengungkapkan, Pesantren Madinatul Qur’an Kampus Madinah dibuka pada tahun ajaran 2012/2013. Saat ini, baru menyelenggarakan pendidikan jenjang SMP berasrama.
Targetnya, para alumnus hafal 15 juz Alquran dalam waktu tiga tahun. Saat ini, kelas tertinggi baru kelas dua SMP. “Pada wisuda angkatan pertama ini, kami melantik 10 orang santri yang hafal 30 juz dan 41 santri yang hafal Alquran bervariasi dari lima hingga 14 juz,” tuturnya.
Pembina Ma’had Madinatul Qur’an Abdullah Sattar bahagia para santrinya menjadi hafiz. Karena itu, ia pun memberikan hadiah kejutan. “Untuk mereka yang hafal 30 juz, kami berikan hadiah umrah gratis,” katanya menjelaskan.