REPUBLIKA.CO.ID, BARRU -- Harapan 1.500 warga Dusun Ampiri, Desa Bacu-Bacu, Kecamatan Pujananting, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, menikmati listrik bakal segera terwujud. Untuk mewujudkan impian warga, Rabu (7/5) lalu telah disiapkan rumah pembangkit listrik (powerhouse) yang terletak di persawahan sekitar satu kilometer dari permukiman penduduk.
Kini, pembangunan wakaf sarana penerangan di dusun tersebut saat ini sudah hampir rampung. Mesin pembangkit listrik itu bertenaga air mikrohidro. Insya Allah, di bulan Ramadhan nanti, warga dapat shalat tarawih berjamaah dengan diterangi lampu listrik.
Penanggung jawab project Badan Wakaf AlQuran (BWA), Darminto menyatakan, sebelum mesin berbobot 1,5 ton tersebut dioperasikan, vendor mesin mikrohidro dari Bandung Jon Kanidi akan melakukan proses commissioning dan set up perlengkapan mesin pada akhir Mei. “Setelah proses set up, konsultan sipil pelaksana Maulana Ibrahim akan melakukan proses pemasangan jaringan listrik di Dusun Ampiri yang direncanakan dilaksanakan pada awal Juni 2014,” ungkapnya, dalam siaran pernya yang diterima ROL, Senin (2/6).
Ampiri merupakan dusun terpencil yang terletak 160 Km dari Kota Makassar atau 60 Km dari Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Namun, sampai saat ini penduduknya masih melewati malam yang gelap hanya ditemani pelita.
Dengan adanya pembangkit yang menghasilkan listrik sebesar 50 KVA (setara 50 ribu watt), diharapkan malam-malam di Ampiri tidak lagi gulita sehingga anak-anak pun bisa belajar di malam hari. Dan yang tak kalah penting adalah adanya kegiatan ekonomi kreatif yang bisa dilakukan ketika ada listrik di dusun mereka.
Selama ini, hasil pertanian dijual apa adanya tanpa proses lebih lanjut, sehingga harga dipasaran rendah. Misalnya kacang tanah, jika mereka bisa menjual kacang tanah yang sudah dikupas kulitnya maka harganya akan lebih tinggi. “Selama ini mereka enggan melakukannya karena mereka mengupas kacang dengan tangan. Dan ada beberapa hasil pertanian dan juga hutan yang bisa diolah agar memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. Dan semua itu membutuhkan listrik,” ungkap Haryanto Albarr, mitra lapang BWA di sana.
Project pembangunan sarana penerangan di Ampiri tersebut merupakan wakaf dari kaum Muslimin yang merupakan realisasi dari program Tebar Cahaya Indonesia Terang (TCIT) Badan Wakaf Alquran. Sebelumnya, kaum Muslimin pun mewakafkan enam unit mesin pembangkit listrik bertenaga air pikrohidro sebagai realisasi program yang sama untuk warga kesatuan adat kasepuhan Banten Kidul, di tengah hutan lindung Taman Nasional Halimun Salak.
Masih belum ketinggalan, Ayo bangkitkan semangat mereka dari gelapnya harapan dengan memberikan terang melalui Wakaf Anda. Agar bulan Ramadhan 1435 H ini mereka untuk pertama kalinya dapat merasakan terangnya malam melalui listrik yang Anda alirkan. Kunjungi web kami di www.wakafquran.org!