REPUBLIKA.CO.ID, Seorang muslim Inggris, Aminur Chowdury (30 tahun) telah menemukan cara yang tepat dalam mengatasi aksi rasisme yang diterima para muslim, khususnya keturunan Asia yang tinggal di Inggris dan Eropa.
Hal ini berawal dari aksi rasisme berupa cercaan dan makian seorang tunawisma Ben Gallon (27 tahun) kepada Chowdury di luar pub Delius di Clairmont pada 14 Mei lalu. Kemudian pada saat British Asian Muslims, Ben kembali memaki secara rasial kepada Chowdury.
"Awalnya saya tidak ingin mempedulikannya. Tapi kemudian saya menantang Ben tentang apa yang telah dia katakan kepada saya. Saya berhenti dan mengobrol dengan dia selama 15 menit," kata Chowdury, seperti dikutip Onislam.net, Jumat (30/5).
Dari obrolan singkat itu, Chowdury memutuskan untuk mencarikan Ben sebuah rumah. Tidak hanya itu, ia juga mencarikan Ben sebuah pekerjaan. Menurutnya cara anti-kekerasan ini dapat mengajarkan kepada muslim keturunan Asia untuk melawan aksi-aksi rasisme di Eropa.
Di hari berikutnya, ia pun telah menemukan sebuah pekerjaan yang cocok untuk Ben yang kehilangan rumahnya sejak Maret lalu. Ben pun malu dengan sikap baik yang ditunjukkan Chowdury. Ben juga merasa sangat berterima kasih sekali.
Ben mengaku menyesal telah mengeluarkan makian-makian bersifat rasial kepada Chowdury. "Apa yang saya telah katakan benar-benar bukan karakter saya. Saya bukan seorang rasialis. Tidak ada pembenaran juga untuk saya menggunakan kata-kata itu," tutur Ben menyesal.
Di Inggris, terdapat hampir sebanyak 2,7 juta umat muslim yang tinggal di sana. Bagi umat muslim yang mampu, diwajibkan untuk menyumbang 2,5 persen dari penghasilannya untuk membantu orang-orang yang tidak mampu. Pada hasil survei Juli tahun lalu, terungkap umat muslim merupakan pemberi sumbangan terbesar dari umat agama lainnya di Inggris.