Jumat 30 May 2014 21:30 WIB

Muslimat NU Siap Bantu Atasi Masalah Bangsa (2-habis)

Rep: c67/ Red: Damanhuri Zuhri
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID,

Rakernas dan Mukernas Muslimat NU kali ini mengusung tema Khdmah Muslimat NU untuk Indonesia Bermartabat. Menurut Said, tema tersebut sangat tepat, apalagi bertepatan dengan situasi hangat menjelang pilpres.

Meski demikian, Said melanjutkan, meningkatnya suhu politik menjelang pilpres tidak akan memengaruhi akhlakul karimah warga NU. Ia yakin, tidak akan terjadi kericuhan di antara warga NU terkait pilpres.

Di hadapan ribuan pengurus dan aktivis Muslimat NU serta para undangan, Said mengatakan, dalam berorganisasi tidak ada harganya di mata Allah kecuali berjuang demi kesejahteraan masyarakat.

Hidup seseorang, kata kyai Said Aqil Siroj, juga tidak akan ada manfaatnya di mata Allah SWT apabila tidak memperjuangkan kebutuhan masyarakat.

Said juga menyoroti tentang pentingnya jihad bagi pemimpin. Ia menegaskan, jihad yang paling utama adalah beriman kepada Allah. Menjaga masyarakat, lanjut Said, merupakan salah satu bentuk jihad yang harus diperjuangkan oleh pemimpin.

Selain itu, pemimpin juga harus menjamin kesejahteraan pangan, sandang, dan papan (tempat tinggal) bagi rakyatnya. Perlindungan kesehatan juga harus dijamin.

Terkait hal itu, Said bersyukur atas capaian yang diraih pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tak dapat dimungkiri, kata dia, masih ada kekurangan yang harus segera dibenahi.

Meski terdapat kekurangan, ia meminta warga NU untuk tidak mencaci maki. Kyai Said Aqil yakin, dengan kesabaran, Indonesia akan jaya dan langgeng.

Said juga berpesan kepada presiden terpilih untuk meneruskan program-program yang baik pada era SBY. Tak lupa, ia pun menitipkan NU kepada presiden terpilih.

''Sebab, selama ini NU tidak mendapatkan kemudahan. Misalnya, perhatian pemerintah terhadap pesantren kurang,'' ujar kyai Said Aqil Siroj.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement