REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) menilai, maraknya kasus pelecehan dan kekerasan seksual terhadap anak merupakan masalah bangsa. Begitu pun dengan banyaknya kasus kehamilan di luar nikah dan merajalelanya tindak korupsi.
''Muslimah MU siap membantu mencari solusi,'' ujar Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa dalam sambutannya pada pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Muslimat NU di Jakarta, Rabu (28/5).
"Muslimat NU siap membantu mencari solusi," ujar Khofifah. Ia menegaskan, Muslimah NU selalu siap bergandengan tangan dengan pemerintah untuk mengatasi permasalahan bangsa.
Menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, Khofifah berpesan kepada para anggota Muslimat NU dan masyarakat Indonesia untuk saling menghormati sehingga bangunan yang harmonis antarumat beragama bisa terjaga.
Ia juga menitipkan Ahlu Sunnah Wal Jamaah kepada siapa pun yang terpilih sebagai presiden pada Pilpres 2014.
''Siapa pun yang terpilih sebagai presiden Indonesia mendatang harus mampu menjaga persaudaraan di antara seluruh elemen bangsa,'' ujar Khofifah.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyatakan sangat bersyukur atas adanya dua organisasi massa (ormas) Islam yang besar di Indonesia, yakni NU dan Muhammadiyah.
Ia menilai, NU dan Muhammadiyah berperan penting dalam menciptakan stabilitas dalam kehidupan bangsa ini. Kekuatan ormas sebagai penengah dalam kehidupan masyarakat diakui Said sebagai kelebihan yang dimiliki Indonesia.
Ia mencontohkan, beberapa negara di Timur Tengah yang hampir 100 persen penduduknya beragam Islam terbukti tidak mampu meredam konflik. Hal itu, kata Said, karena negara-negara di Timur Tengah tidak memiliki ormas sebagai penengah seperti di Indonesia.
"Saya katakan kepada dubes (dari Timur Tengah), ilmu agama saya belajar kepada Anda. Tapi, cara bermasyarakat, Anda belajar dari kami," ujar Said.