Rabu 28 May 2014 13:28 WIB

Esensi Isra Mi'raj Menurut Rudolf

Rep: C57/ Red: A.Syalaby Ichsan
People pray in an Islamic festivity in Jakarta. Muslims celebrate Isra Miraj every 27th of Rajab, to commemorate the Prophet Muhammad PBUH's journey to receive God's command to pray five times a day and night. (illustration)
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
People pray in an Islamic festivity in Jakarta. Muslims celebrate Isra Miraj every 27th of Rajab, to commemorate the Prophet Muhammad PBUH's journey to receive God's command to pray five times a day and night. (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Kaderisasi dan Pelatihan Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (NU) Rudolf Chrisoekamto menyatakan Isra' Mi'raj adalah peristiwa historis peletak dasar penghambaan makhluk kepada Sang Khalik.

"Esensi peristiwa Isra Mi'raj mengandung implikasi habluminannas dan habluminallah bagi, sebagai implemntasi dari sikap penghambaan makhluk kepada sang Kholiq, Allah SWT," tutur Rudolf saat dihubungi RoL, kemarin.

Melalui momentum peringatan Isra Mi'raj ini, ujar Rudolf, semoga kita bisa berada di track yang benar, dengan sholat sebagai kunci suksesnya.

Dihubungi terpisah, Pengurus PP Pergunu lainnya, Akhsan Ustadhi, menyatakan umat Islam perlu melakukan reinterpretasi terhadap makna Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW.

"Isra merupakan simbol misi pembersihan jiwa, terkait dengan bagaimana kita berkomitmen menjalankan 'Akhlaqul Karimah," ujar Akhsan.

Akhlaqul karimah itu, papar Akhsan, dapat diimplementasikan melalui politik yang santun, memberdayakan perekonomian pro rakyat, dan melakukan pengajaran dalam pendidikan, dengan mengedepankan perilaku akhlak mulia dan anti dekadensi moral.

Adapun mi'raj nya Nabi Muhammad SAW, berarti umat Islam, harus selalu ingat dengan segala perbuatan  dalam segala dimensi, yang akhirnya bermuara dan dipertanggung jawabkan kepada Allah SWT.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement