Selasa 27 May 2014 21:37 WIB

Muslim Tajikistan, Pergulatan di Bekas Wilayah Komunis (2-habis)

Pemuda Muslim Tajikistan belajar agama dan Al Quran di sebuah masjid.
Foto: WeaselZipper
Pemuda Muslim Tajikistan belajar agama dan Al Quran di sebuah masjid.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fuji Pratiwi

Tarekat Sufi berperan penting menyebarkan Islam di Tajikistan.

Dalam laman sejarah BBC, Genghis Khan berhasil menaklukkan Tajikistan dan sebagian besar wilayah Asia Tengah pada abad ke-13.

Ia mengukuhkan kekuasaan Imperium Mongol sebelum ditumbangkan penguasa Turki dari Imperium Timur Leng pada abad ke-14.

Memasuki pertengahan abad ke-19, Tajikistan terbelah. Bagian utara berada di bawah kekuasaan Rusia Tsarist dan bagian selatan dikendalikan penguasa Bukhara. Pada 1921 Tajikistan resmi berada di bawah naungan merahnya negeri komunis Uni Soviet.

Meski di bawah pimpinan komunis, pergerakan Islam tak pernah benar-benar berhenti. Pengaruh Islam di masyarakat sempat menguat pada era 1970-an.

Tak lagi bisa tahan di bawah tekanan komunis, tokoh-tokoh Islam dan tokoh pro demokrasi melakukan perlawanan memasuki  awal tahun 1990.

Upaya ini berbuah keruntuhan Uni Soviet pada 1991 meski Islam harus menjadi oposisi karena tokoh pro komunis Emomali Rahmon menjadi orang nomor satu di Tajikistan pada November 1992.

Negeri berpenduduk 7,1 juta jiwa pada 2012 ini memiliki 3.980 masjid yang tersebar di seluruh wilayahnya. Dari ribuan masjid, hanya sedikit yang menyediakan tempat shalat untuk wanita.

Maka tak mengherankan jika pada 2005 Majelis Ulama Tajikistan mengeluarkan fatwa yang membolehkan wanita mengikuti shalat lima waktu di masjid-masjid. Meski demikian, kaum perempuan Tajikistan memilih tetap shalat  di rumah.

Dalam makalahnya “Islam and Communism: Tajikistan in Transition”, Iraj Bashiri mengungkapkan masyarakat Tajikistan lebih terikat dengan kultur budaya setempat dibanding kebijakan pemerintah pusat.

Saat ini, ada empat tarekat besar yang dikenal di Tajikistan, yakni Naqshbandiyah, Kubrawiyah, Qadiriyah, dan Yasawiyah, serta sebuah tarekat  Ismailiiyah (syiah) yang diikuti sekitar tiga persen penduduk Tajikistan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement