Selasa 27 May 2014 17:44 WIB

Sarajevo, Sepotong Yerusalem di Eropa (3-habis)

Rep: c64/ Red: Damanhuri Zuhri
Suasana di Kota Sarajevo, Bosnia
Foto: guardian
Suasana di Kota Sarajevo, Bosnia

REPUBLIKA.CO.ID,

Pengaruh peradaban Islam pernah membawa Sarajevo sebagai salah satu kota terbesar dan terkemuka di Eropa.

Banyak sejarawan sepakat, abad ke-16 merupakan puncak masa keemasan Sarajevo. Pada saat itu, hampir seluruh bagian kota ini terbangun dengan sempurna.

Pada abad itu, penduduk kota ini hidup berkecukupan, bahkan Sarajevo disebut sebagai kota terkaya di Balkan Barat setelah Dubrovnik.

Produksi senjata

Hal lain yang patut dicatat dari Sarajevo adalah tingginya aktivitas produksi persenjataan. Pada saat itu, kota ini telah memproduksi dan mengembangkan bagian-bagian untuk meriam.

Ada pula aktivitas industri untuk memproduksi dan mengolah bahan-bahan pembuat senjata. Beberapa sejarawan yakin, aktivitas produksi senjata ini merupakan titik awal gerakan industri di kawasan Balkan.

Meningkatnya standar ekonomi dan sosial di Sarajevo mengundang banyak orang dari berbagai latar belakang agama dan etnis berimigrasi ke Sarajevo.

Termasuk di antara mereka adalah orang-orang Kristen Ortodoks dan Yahudi. Mereka berbondong-bondong ke Sarajevo pada awal abad ke-16.

Meski memiliki keragaman agama dan budaya, kehidupan di Sarajevo tetap harmonis. Hal itulah yang membuatnya dijuluki Yerusalem-nya Eropa.

Sali Shahsivari, seorang peneliti budaya di Balkan, mengatakan, hingga saat ini pun keragaman itu masih ada di Sarajevo.

''Bahkan, saat ini lebih beragam dari sebelumnya. Hal itu bisa memberikan manfaat, tapi bisa juga mendatangkan bahaya bila tidak dikelola secara baik dan benar,'' katanya.

Agar tidak menimbulkan petaka, menurut Sali, keragaman itu harus dibarengi dengan upaya mempromosikan nilai-nilai kebersamaan dan mendorong generasi muda untuk mencintai warisan kebudayaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement