Senin 26 May 2014 16:04 WIB

Subhanallah, Shalat itu Solusi (1)

Gerakan shalat (ilustrasi).
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Gerakan shalat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Hannan Putra

Isra’ Miraj bukan sebatas peringatan.

Isra' Miraj adalah peristiwa yang luar biasa. Untuk itulah, ketika menyebutkan peristiwa ini Allah SWT memulainya dengan ucapan tasbih. "Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam …." (QS al-Israa' [17]: 1).

Menurut Ketua Gerakan Pembangunan Kebiasaan Shalat Berjamaah (GPKSB) Akhmad Tefur SSi, kalimat tasbih identik dengan hal luar biasa. Seperti halnya, peristiwa Isra' Miraj dan juga perintah shalat yang diberikan Allah dalam peristiwa tersebut.

Tefur menerangkan, Allah SWT sering menggunakan kata ganti shalat di dalam Alquran dengan kata rukuk dan sujud.

Misalnya, dalam surat al-Baqarah disebutkan, "... dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk." (QS al-Baqarah [2]:43). "Maksudnya di sini bukan rukuk berjamaah, tapi tunaikanlah shalat secara berjamaah," terang Tefur.

Demikian juga dengan sujud, seperti diterangkan dalam ayat lain, "... bersihkanlah rumah-Ku (Masjidil Haram) untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk, dan yang sujud.” (QS al-Baqarah [2]:125).

Jadi, rukuk dan sujud adalah salah satu rukun di dalam shalat yang menggambarkan ketundukan dan kepatuhan kepada Allah. Di dalamnya dibaca bacaan tasbih yang menyucikan Allah SWT.

"Rukuk dan sujud itu yang dibaca tasbih, tasbih adalah shalat, dan shalat ketika menjemput perintahnya dalam peristiwa Isra' Miraj itu juga dimulai dengan tasbih," papar Tefur.

Namun, peristiwa luar biasa itu tidak semata-mata hanya untuk menjemput perintah shalat lima waktu. Ketua PBNU KH Said Aqil Siraj menambahkan, latar belakang peristiwa tersebut sebagai bentuk keprihatinan Allah SWT kepada Rasul-Nya yang diterpa berbagai masalah dan penderitaan.

Allah SWT ingin memberikan paket tamasya ke ujung langit (Sidratul Muntaha) kepada Nabi Muhammad SAW yang banyak mengalami keperihan hidup.

Setahun sebelum hijrah adalah masa-masa tersulit bagi Rasulullah SAW. Ditinggal istri tercinta Khadijah RA, berikut meninggalnya paman beliau, Abu Thalib. Semenjak itu, kafir Quraisy benar-benar semena-mena kepada beliau.

Rasulullah SAW bahkan sempat diusir dari Makkah dan mencari perlindungan ke Thaif. Alih-alih mendapat perlindungan, Rasul SAW bahkan dilempari batu hingga berdarah-darah. Ketika itulah Rasul berdoa kepada Allah.

"Jadi, tujuan utama Isra' Miraj itu awalnya bukan untuk menjemput perintah shalat, tetapi memberikan semacam solusi dari permasalahan yang dihadapi Nabi ketika itu," papar Kiai Said Agil kepada Republika, Sabtu (17/5).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement