REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Amri Amrullah
PSGA turun ke masyarakat untuk mengedukasi bahaya kejahatan anak.
Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mengintensifkan edukasi dan advokasi bahaya kejahatan dan pelecehan seksual terhadap anak (pedofilia) di masyarakat.
Hal ini untuk mengantisipasi semakin banyaknya kasus kejahatan pedofilia yang terjadi setelah beberapa kasus kejahatan anak yang terungkap di media.
Kepala PSGA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sururin mengungkapkan, sebagai koordinator PSGA di seluruh kampus Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) di Indonesia, pihaknya meningkatkan peran PSGA mencegah kejahatan anak di masyarakat.
Ia mengatakan, kasus kejahatan dan pelecehan seksual terhadap anak yang terus terungkap di media telah menunjukkan betapa rentannya keluarga di Indonesia melindungi anak-anak mereka.
Menurut Sururin, pemahaman yang minim terkait bahaya kejahatan anak menjadi penyebab maraknya kasus kekerasan dan pedofilia tersebut.
Karena itu, kata dia, tugas PSGA di seluruh kampus Islam negeri bukan hanya sekadar seminar, diskusi, dan kajian ilmiah semata. Namun, juga bagaimana berperan besar melakukan pencegahan, edukasi, dan advokasi di tengah masyarakat sekitar.
"Kami sebagai civitas akademika juga perlu turun ke grassroot masing-masing, seperti majelis taklim. Dari sinilah kita ingin peran PSGA turut mengedukasi bahaya kejahatan anak," ungkapnya.
Ia mengungkapkan, kasus kejahatan anak dan pedofilia yang terungkap telah menunjukkan kepada masyarakat, khususnya seluruh keluarga bahwa fenomena gunung es tersebut memang ada.
Dan kasus-kasus tersebut, menurut dia, seperti terbukanya 'kotak pandora' bagaimana siklus lingkaran kejahatan seksual tersebut berjalan.
Data yang dimiliki PSGA UIN Jakarta, terungkapnya kasus kejahatan dan pedofilia di media sebelum kasus yang terjadi sekarang, juga terjadi pada sekitar bulan yang sama pada April-Mei tahun lalu.
Ia belum memahami apa hubungan merebaknya kasus yang terjadi saat ini dengan siklus kasus yang sama terjadi pada tahun lalu. Namun, ia yakin ini menunjukkan ada kotak pandora kejahatan anak dan pedofilia yang perlu dibongkar.