REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Lebih dari 10 ribu orang meninggalkan rumah mereka sejak krisis Ukraina berlangsung. Sebagian besar yang mengungsi merupakan Muslim Crimea.
"Pengungsian di Ukraina dimulai sebelum refrendum di Crimea. Sejak itu terus meningkat," kata Adrian Edwards, juru bicara komisi tinggi PBB urusan pengungsi (UNHCR). Edwards mengungkap sebagian besar pengungsi masih berada di wilayah Ukraina.
"Jumlah pencari suaka Ukraina di negara-negara lain tetap rendah," kata Edwards.
Menurut Edwards, dari laporan yang diterima UNHCR, kebanyakan pengungsi merasa takut atau terancam sehingga mereka meninggalkan rumah--rumah mereka. Ancaman itu berasal dari telepon atau pesan ancaman yang ditinggalkan di rumah-rumah mereka.
Ditanya, apakah ada pengungsi memilih wilayah Ukraina Timur, Edwards mengatakan ia tidak memilik data lain bagi penduduk yang melarikan diri ke Ukraina timur. "Situasi di daerah timur jelas menyebabkan terjadinya pengungsian," katanya.
"Situasi sangat sulit bagi banyak orang. Situasi tidak stabil," tambahnya.