Selasa 20 May 2014 17:48 WIB

Ulama Dukung Penutupan Dolly (2-habis)

Rep: c67/ Red: Damanhuri Zuhri
Situasi di lokalisasi Dolly, Surabaya.
Foto: Republika
Situasi di lokalisasi Dolly, Surabaya.

REPUBLIKA.CO.ID,

Lokalisasi dinilai lebih banyak mendatangkan mudharat daripada manfaat.

Seperti halnya Tengku, ia pun tidak khawatir penutupan Dolly akan mengakibatkan menyebarnya kegiatan prostitusi. Ia yakin, dengan pekerjaan terhormat yang disediakan Pemkot Surabaya, para PSK akan berhenti menggeluti pekerjaan lamanya.

Penutupan Dolly, menurut Mutawakkil, merupakan amanat dari para kiai di Jawa Timur. Karena itu, NU melakukan komunikasi langsung dengan Pemkot Surabaya atas rencana penutupan Dolly.

''Selama ini, Nahdlatul Ulama Jawa Timur juga telah mengirimkan dai untuk memberikan pendampingan kepada para PSK di lokalisasi Dolly.''

Pengamat sosial dan budaya dari Universitas Indonesia (UI) Devie Rachmawati berpendapat, dalam rencana penutupan lokalisasi Dolly, Pemkot Surabaya perlu memperhatikan latar belakang perempuan memilih profesi sebagai pekerja seks. Umumnya, mereka terdesak akibat lilitan utang, sehingga terpaksa menjadi pekerja seks.

Berbeda dengan Tengku dan Mutawakkil, Devie mengkhawatirkan menyebarnya kegiatan prostitusi pascapenutupan Dolly. ''Jika hal itu terjadi, akan sangat berdampak terhadap lingkungan masyarakat.''

Ia juga mengingatkan Pemkot Surabaya untuk menyiapkan lahan pekerjaan produktif bagi para PSK Dolly. Pemkot juga harus membantu proses rehabilitasi sosial terhadap mereka.

"Saya mendukung penutupan Dolly, asalkan diikuti dengan serangkaian kebijakan pemerintah yang memperhatikan kehidupan mereka pascapenutupan. ''

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement