REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti
Perubahaan gaya fashion Muslimah merupakan gerakan sosial yang lebih besar bagi pemberdayaan perempuan di komunitas Muslim.
Tren busana syar'i bagi Muslimah dunia terus berkembang pesat. Kewajiban menutup aurat bagi Muslimah tertera dalam Alquran surah an-Nur ayat 31. Setiap Muslimah hendaknya mengenakan pakaian yang dituntunkan dalam agama.
Perintah ini menjadi pijakan banyak wanita Muslim di seluruh belahan dunia untuk berhijab. Zaman yang semakin modern pun ikut andil menciptakan berbagai varian pakaian hijab yang modis.
Dilansir dari HalalFocus.net, tren busana Muslim telah menggeser pakaian modern gaya barat yang terkesan minim. “Diperkirakan, terdapat 1,8 miliar Muslim di dunia,'' ujar Shelina Janmohamed.
43 persennya, sambung wakil presiden Ogilvy Noor, perusahaan agensi Islam di bawah merek ternama Pgilvy & Mather, menggunakan busana Muslim. ''800 juta di antaranya masih berusia di bawah 25 tahun,” ungkap Shelina.
Menurut dia, wanita Muslim berusia di bawah 25 tahun sebanding dengan 11 persen populasi global. Angka ini menggiurkan bagi pasar busana Muslim dunia.
Menurut Shelina, Muslimah muda yang berumur di bawah 25 tahun biasanya lebih tertarik dengan tren fashion terbaru dan percaya pada merek tertentu.“Tren fashion dan merek menegaskan identitas mereka," ungkapnya.
Ditambah lagi, banyak wanita Muslim yang tertarik dengan mode barat dan mengadopsinya dalam busana Muslimah. Perpaduan pasar ini semakin membuat penjualan fashion melesat.
Menurut Shelina, busana Muslim bukan sesuatu yang seragam di setiap wilayah. Muslimah dari Jakarta hingga Alaska memiliki iklim, budaya, dan interpretasi sendiri terhadap busana Muslimah mereka. Cara ini memengaruhi banyak hak dalam perkembangan dunia fashion Muslim.